Dunia Kita: Budaya dan Inspirasi Indonesia di Kawasan Tengah Amerika

Dari Kansas City, Missouri, Ariadne Budianto dan Rivan Dwiastono menampilkan diaspora dan warga Amerika yang terinspirasi budaya Indonesia. Dari Genta Kasturi yang sudah 20 tahun mengusung gamelan Bali, diaspora penari tradisional, juga pelukis Amerika yang menafsirkan imaji Indonesia di karyanya.

Dari Kansas City, Missouri, Ariadne Budianto dan Rivan Dwiastono menampilkan diaspora dan warga Amerika yang terinspirasi budaya Indonesia. Dari Genta Kasturi yang sudah 20 tahun mengusung gamelan Bali, diaspora penari tradisional, juga pelukis Amerika yang menafsirkan imaji Indonesia di karyanya.

Dunia Kita: Peran dan Tantangan Perempuan dalam Masyarakat

Merayakan Hari Perempuan Internasional dan Bulan Sejarah Perempuan, Ariadne Budianto dan Rivan Dwiastono mengantar liputan kiprah perempuan di AS. Mulai diaspora insinyur Indonesia kepala proyek di lembaga tata air Pittsburgh, hingga museum Cowgirl yang menampilkan jejak emansipasi perempuan di AS.

Merayakan Hari Perempuan Internasional dan Bulan Sejarah Perempuan, Ariadne Budianto dan Rivan Dwiastono mengantar liputan kiprah perempuan di AS. Mulai diaspora insinyur Indonesia kepala proyek di lembaga tata air Pittsburgh, hingga museum Cowgirl yang menampilkan jejak emansipasi perempuan di AS.

Sengketa Lahan di Norwegia: Haruskah Bongkar Turbin Demi Pelestarian Rusa?

Menteri Perminyakan dan Energi Norwegia Terje Aasland hari Senin (13/3) mengatakan bahwa  tidak ada dasar hukum untuk membongkar turbin angin yang disengketakan, hingga ada izin baru.

Mahkamah Agung Norwegia pada Oktober 2021 lalu memutuskan bahwa pembangunan 151 turbin di distrik Fosen telah melanggar hak-hak suku Sami, yang selama berabad-abad menggunakan kawasan di mana turbin-turbin itu berada untuk menggembala rusa.

Setelah putusan Mahkamah Agung itu, Kementerian Perminyakan dan Energi Norwegia meminta pemilik dua ladang untuk menentukan apakah ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk tetap melestarikan penggembalaan rusa di dekat turbin-turbin itu.

Aasland hari Senin mengatakan kepada parlemen Norwegia bahwa setelah putusan Mahkamah Agung itu, ada “persepsi berbeda” tentang makna dan konsekuensi putusan itu.

Aasland mengatakan, “Sebagian pihak memahami putusan itu sebagai ketentuan bahwa pembangkit listrik tenaga angin di wilayah itu ilegal dan fasilitas itu harus dihancurkan. Namun hakim agung pada Januari 2020 lalu – atau sebelum putusan Mahkamah Agung itu – mengatakan masalah pembongkaran atau penghancuran fasilitas itu berada di luar ruang lingkup kasus tersebut.”

Perselisihan ini telah membuat para aktivis memblokir pintu-pintu masuk sejumlah kementerian pemerintah di Oslo, ibu kota Norwegia. Mereka mengatakan pembangkit listrik tenaga angin itu membahayakan kehidupan para penggembala rusa itu. [em/jm]

Menteri Perminyakan dan Energi Norwegia Terje Aasland hari Senin (13/3) mengatakan bahwa  tidak ada dasar hukum untuk membongkar turbin angin yang disengketakan, hingga ada izin baru.

Mahkamah Agung Norwegia pada Oktober 2021 lalu memutuskan bahwa pembangunan 151 turbin di distrik Fosen telah melanggar hak-hak suku Sami, yang selama berabad-abad menggunakan kawasan di mana turbin-turbin itu berada untuk menggembala rusa.

Setelah putusan Mahkamah Agung itu, Kementerian Perminyakan dan Energi Norwegia meminta pemilik dua ladang untuk menentukan apakah ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk tetap melestarikan penggembalaan rusa di dekat turbin-turbin itu.

Aasland hari Senin mengatakan kepada parlemen Norwegia bahwa setelah putusan Mahkamah Agung itu, ada “persepsi berbeda” tentang makna dan konsekuensi putusan itu.

Aasland mengatakan, “Sebagian pihak memahami putusan itu sebagai ketentuan bahwa pembangkit listrik tenaga angin di wilayah itu ilegal dan fasilitas itu harus dihancurkan. Namun hakim agung pada Januari 2020 lalu – atau sebelum putusan Mahkamah Agung itu – mengatakan masalah pembongkaran atau penghancuran fasilitas itu berada di luar ruang lingkup kasus tersebut.”

Perselisihan ini telah membuat para aktivis memblokir pintu-pintu masuk sejumlah kementerian pemerintah di Oslo, ibu kota Norwegia. Mereka mengatakan pembangkit listrik tenaga angin itu membahayakan kehidupan para penggembala rusa itu. [em/jm]

Untuk Cegah Kecelakaan Jalan, Kuda Liar Ditawarkan Gratis di Australia

Dalam upaya menurunkan risiko kecelakaan jalan di sebuah kawasan yang sibuk di Gympie, Queensland, Australia, pihak berwenang setempat membagikan kuda liar ke masyarakat setempat secara gratis.

Populasi kuda liar meningkat secara signifikan di sebuah kawasan hutan di Gympie. Hewan yang oleh penduduk setempat disebut brumby ini kini banyak berkeliaran di kawasan-kawasan permukiman. Banyak aktivis lingkungan mengatakan, fenomena ini terjadi akibat terkikisnya habitat mereka.

Yang lebih memprihatinkan, hewan liar itu tak sungkan berlarian di jalan-jalan sehingga meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas. Insiden kuda yang ditabrak mobil sering terdengar dan tak jarang menewaskan pengendara mobil dan, atau, penumpangnya.

Doktor Dave Breman adalah pakar kuda yang ikut memprihatinkan kondisi ini. Ia bersama timnya di Centre for Sustainable Agricultural Systems (CSAS) di University of Southern Queensland berusaha mencari solusinya. “Populasi mereka meningkat lebih cepat daripada jumlah yang direlokasi. Jadi, mereka ada di mana-mana. Mereka mulai kehabisan makanan dan ruang. Tak bisa dipungkiri, bahwa seseorang bisa tewas jika kuda-kuda itu berkeliaran di jalan-jalan yang sibuk,” jelasnya.

Breman menyebutkan, relokasi adalah salah satu langkah yang diambil pihak berwenang setempat untuk menangkal ledakan populasi brumby.

Data yang dihimpunnya menunjukkan bahwa populasi brumby lokal saat ini sekitar 3.000 ekor. Dari jumlah itu pihak berwenang terpaksa harus merelokasi 300 ekor hewan tersebut setiap tahunnya.

Namun, relokasi ke tempat yang jauh dari Gympie bukanlah hal mudah. Pihak berwenang akhirnya meminta bantuan warga setempat untuk terlibat. Warga diminta untuk ikut menampung hewan liar itu.

Siapapun penduduk Gympie bisa mengajukan permintaan untuk memiliki kuda-kuda itu sepanjang mereka bersedia merawat. Kuda-kuda itu ditawarkan secara gratis dan bahkan telah dijinakkan terlebih dahulu dengan bantuan pelatih kuda.

Anna Uhrig adalah seorang penjinak kuda yang membantu usaha itu. Ia bertugas melatih kuda-kuda itu sehingga terbiasa hidup dengan manusia. “Siapa pun bisa mengambil kuda-kuda ini sepanjang mereka memiliki pekarangan yang memadai. Mereka akan diajari cara menjinakkan hewan liar itu sehingga akhirnya bisa dengan mudah dikontrol,” jelasnya.

Menjinakkan brumby bisa memakan waktu berbulan-bulan tetapi hasilnya sepadan dengan usahanya. “Ketika Anda menemukan kandang yang bagus untuk kuda dan Anda melihat wajah orang yang mengambilnya, Anda sepertinya mengubah hidup orang itu.”

Brumby bukanlah kuda yang agresif. Hewan liar itu sangat pasif, sulit marah, dan mudah didekati. Namun jangan pernah membuat hewan ini ketakutan. Saat takut, brumby bisa melompati pagar hingga setinggi 1,8 meter. [ab/uh]

Dalam upaya menurunkan risiko kecelakaan jalan di sebuah kawasan yang sibuk di Gympie, Queensland, Australia, pihak berwenang setempat membagikan kuda liar ke masyarakat setempat secara gratis.

Populasi kuda liar meningkat secara signifikan di sebuah kawasan hutan di Gympie. Hewan yang oleh penduduk setempat disebut brumby ini kini banyak berkeliaran di kawasan-kawasan permukiman. Banyak aktivis lingkungan mengatakan, fenomena ini terjadi akibat terkikisnya habitat mereka.

Yang lebih memprihatinkan, hewan liar itu tak sungkan berlarian di jalan-jalan sehingga meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas. Insiden kuda yang ditabrak mobil sering terdengar dan tak jarang menewaskan pengendara mobil dan, atau, penumpangnya.

Doktor Dave Breman adalah pakar kuda yang ikut memprihatinkan kondisi ini. Ia bersama timnya di Centre for Sustainable Agricultural Systems (CSAS) di University of Southern Queensland berusaha mencari solusinya. “Populasi mereka meningkat lebih cepat daripada jumlah yang direlokasi. Jadi, mereka ada di mana-mana. Mereka mulai kehabisan makanan dan ruang. Tak bisa dipungkiri, bahwa seseorang bisa tewas jika kuda-kuda itu berkeliaran di jalan-jalan yang sibuk,” jelasnya.

Breman menyebutkan, relokasi adalah salah satu langkah yang diambil pihak berwenang setempat untuk menangkal ledakan populasi brumby.

Data yang dihimpunnya menunjukkan bahwa populasi brumby lokal saat ini sekitar 3.000 ekor. Dari jumlah itu pihak berwenang terpaksa harus merelokasi 300 ekor hewan tersebut setiap tahunnya.

Namun, relokasi ke tempat yang jauh dari Gympie bukanlah hal mudah. Pihak berwenang akhirnya meminta bantuan warga setempat untuk terlibat. Warga diminta untuk ikut menampung hewan liar itu.

Siapapun penduduk Gympie bisa mengajukan permintaan untuk memiliki kuda-kuda itu sepanjang mereka bersedia merawat. Kuda-kuda itu ditawarkan secara gratis dan bahkan telah dijinakkan terlebih dahulu dengan bantuan pelatih kuda.

Anna Uhrig adalah seorang penjinak kuda yang membantu usaha itu. Ia bertugas melatih kuda-kuda itu sehingga terbiasa hidup dengan manusia. “Siapa pun bisa mengambil kuda-kuda ini sepanjang mereka memiliki pekarangan yang memadai. Mereka akan diajari cara menjinakkan hewan liar itu sehingga akhirnya bisa dengan mudah dikontrol,” jelasnya.

Menjinakkan brumby bisa memakan waktu berbulan-bulan tetapi hasilnya sepadan dengan usahanya. “Ketika Anda menemukan kandang yang bagus untuk kuda dan Anda melihat wajah orang yang mengambilnya, Anda sepertinya mengubah hidup orang itu.”

Brumby bukanlah kuda yang agresif. Hewan liar itu sangat pasif, sulit marah, dan mudah didekati. Namun jangan pernah membuat hewan ini ketakutan. Saat takut, brumby bisa melompati pagar hingga setinggi 1,8 meter. [ab/uh]

Pembangunan Bandara Ancam Suaka Burung di Albania

Rencana pembangunan bandar udara di Vjose Narta, Albania Selatan, mengundang kontroversi. Para aktivis lingkungan mengatakan proyek yang dirancang untuk meningkatkan pariwisata itu akan membahayakan tempat perlindungan bagi sekitar 200 spesies burung, termasuk flamingo dan pelikan. 

Rencana pembangunan bandar udara di Vjose Narta, Albania Selatan, mengundang kontroversi. Para aktivis lingkungan mengatakan proyek yang dirancang untuk meningkatkan pariwisata itu akan membahayakan tempat perlindungan bagi sekitar 200 spesies burung, termasuk flamingo dan pelikan. 

40 Persen Satwa di AS Terancam Punah  

Sekelompok besar flora dan fauna di Amerika Serikat terancam punah.

Kelompok riset konservasi terkemuka, NatureServe, menemukan bahwa 40 persen fauna dan 34 persen flora berisiko hilang untuk selamanya, sementara 41 persen ekosistem menghadapi kehancuran total.

“Ketika Anda memiliki suatu habitat dan spesies (di dalamnya) mulai punah atau mungkin jumlahnya berkurang, pada akhirnya hal itu dapat menyebabkan kehancuran jenis habitat tersebut.”

Segala sesuatu, mulai dari udang karang dan kaktus hingga spesies ikonik Amerika seperti tanaman penangkap lalat, Venus, terancam punah.

Laporan baru NatureServe itu menganalisis data dari jaringannya yang berisi lebih dari 1.000 ilmuwan di seantero AS dan Kanada.

Wakil Presiden Data NatureServe, Regan Smyth mengatakan, kerang air tawar juga termasuk spesies yang terancam punah.

“Ini semua bukan spesies yang disukai banyak orang, tapi mereka memainkan peran yang sangat penting dalam ekosistem, merekalah yang menyaring air dan menjaganya tetap bersih. Jika Anda suka pergi memancing bersama putra atau putri Anda, maka Anda akan peduli pada kondisi sungai yang dinamis dan bersih. Ikan yang hidup di sungai-sungai itu bergantung pada layanan ekosistem yang disediakan kerang tersebut.”

Lebih penting lagi, laporan itu menunjukkan di mana saja persisnya daerah yang akan terdampak di Amerika.

California, Texas dan sisi tenggara AS merupakan wilayah yang paling terancam kepunahan.

Laporan itu juga menemukan bahwa ancamannya beragam, termasuk degradasi habitat dan konversi lahan, spesies invasif, pembendungan dan pencemaran sungai, serta perubahan iklim.

Presiden Nature Serve Sean O’Brian mengatakan, “Anda tidak bisa berburu atau memancing kalau ekosistem mereka terdegradasi, jika sungai mereka terpolusi, atau jika seseorang membersihkan lahan tempat bergantungnya kehidupan para rusa.”

O’Brien, yang menyebut kesimpulan laporan itu “mengerikan,” berharap laporan itu dapat membantu para pembuat kebijakan memahami urgensi disahkannya undang-undang perlindungan alam dan menunjukkan kepada pemerintah-pemerintah negara bagian kesenjangan antara tanah yang dilindungi dan kawasan yang perlu dilindungi.

“Lebih mudah berburu di tanah yang tidak dilindungi daripada tanah yang dilindungi, sehingga menempatkan kawasan lindung di sekitar spesies yang berisiko berpotensi mengurangi perburuan liar.” [rd/jm]

Sekelompok besar flora dan fauna di Amerika Serikat terancam punah.

Kelompok riset konservasi terkemuka, NatureServe, menemukan bahwa 40 persen fauna dan 34 persen flora berisiko hilang untuk selamanya, sementara 41 persen ekosistem menghadapi kehancuran total.

“Ketika Anda memiliki suatu habitat dan spesies (di dalamnya) mulai punah atau mungkin jumlahnya berkurang, pada akhirnya hal itu dapat menyebabkan kehancuran jenis habitat tersebut.”

Segala sesuatu, mulai dari udang karang dan kaktus hingga spesies ikonik Amerika seperti tanaman penangkap lalat, Venus, terancam punah.

Laporan baru NatureServe itu menganalisis data dari jaringannya yang berisi lebih dari 1.000 ilmuwan di seantero AS dan Kanada.

Wakil Presiden Data NatureServe, Regan Smyth mengatakan, kerang air tawar juga termasuk spesies yang terancam punah.

“Ini semua bukan spesies yang disukai banyak orang, tapi mereka memainkan peran yang sangat penting dalam ekosistem, merekalah yang menyaring air dan menjaganya tetap bersih. Jika Anda suka pergi memancing bersama putra atau putri Anda, maka Anda akan peduli pada kondisi sungai yang dinamis dan bersih. Ikan yang hidup di sungai-sungai itu bergantung pada layanan ekosistem yang disediakan kerang tersebut.”

Lebih penting lagi, laporan itu menunjukkan di mana saja persisnya daerah yang akan terdampak di Amerika.

California, Texas dan sisi tenggara AS merupakan wilayah yang paling terancam kepunahan.

Laporan itu juga menemukan bahwa ancamannya beragam, termasuk degradasi habitat dan konversi lahan, spesies invasif, pembendungan dan pencemaran sungai, serta perubahan iklim.

Presiden Nature Serve Sean O’Brian mengatakan, “Anda tidak bisa berburu atau memancing kalau ekosistem mereka terdegradasi, jika sungai mereka terpolusi, atau jika seseorang membersihkan lahan tempat bergantungnya kehidupan para rusa.”

O’Brien, yang menyebut kesimpulan laporan itu “mengerikan,” berharap laporan itu dapat membantu para pembuat kebijakan memahami urgensi disahkannya undang-undang perlindungan alam dan menunjukkan kepada pemerintah-pemerintah negara bagian kesenjangan antara tanah yang dilindungi dan kawasan yang perlu dilindungi.

“Lebih mudah berburu di tanah yang tidak dilindungi daripada tanah yang dilindungi, sehingga menempatkan kawasan lindung di sekitar spesies yang berisiko berpotensi mengurangi perburuan liar.” [rd/jm]

Alheda’a, Bahasa Komunikasi Khusus Unta dan Penggembalanya

Alheda’a, suatu metode komunikasi khusus di Semenanjung Arab antara unta dan penggembalanya, akhir tahun lalu masuk daftar warisan budaya takbenda UNESCO. Lebih jauh mengenai budaya yang menyoroti hubungan tradisional mendalam antara unta dan warga di sana.

Alheda’a, suatu metode komunikasi khusus di Semenanjung Arab antara unta dan penggembalanya, akhir tahun lalu masuk daftar warisan budaya takbenda UNESCO. Lebih jauh mengenai budaya yang menyoroti hubungan tradisional mendalam antara unta dan warga di sana.

Empat Panda di Jepang Dipulangkan ke China

Ribuan penggemar panda di Jepang pada Minggu (19/2) mengucapkan selamat tinggal kepada empat panda tercinta yang akan dikembalikan ke China pada minggu ini. Beberapa pengunjung bahkan sampai menitikkan air mata.

Pengunjung berbondong-bondong mengunjungi Kebun Binatang Ueno di Tokyo untuk melihat detik-detik terakhir Xiang Xiang berada di Jepang. Panda tersebut telah menjadi daya tarik bagi kebun binatang tersebut sejak kelahirannya pada 2017. Pengunjung juga mengunjungi sebuah taman di wilayah Wakayama barat untuk melihat tiga panda lainnya.

Di Tokyo, penampilan terakhir Xiang Xiang, bayi panda pertama di kebun binatang itu sejak 1988, dibatasi hanya untuk 2.600 pengunjung yang memenangkan tiket lotere. Namun beberapa penggemar yang tidak menang juga tetap datang.

Seorang pengunjung mengatakan kepada media lokal sambil menangis, bahwa dia ingin lebih dekat dengan panda berusia lima tahun itu.

“Segala sesuatu tentang dia menggemaskan, baik saat tidur atau bangun,” katanya.

Kebun Binatang Ueno menerima telepon dan email setiap hari dari penggemar panda yang memintanya untuk menjaga Xiang Xiang, harian Tokyo Shimbun melaporkan, mengutip seorang pejabat kebun binatang.

Panda awalnya akan dipulangkan ke China pada 2021, tetapi keberangkatannya ditunda beberapa kali karena pembatasan perjalanan terkait pandemi.

Di Wakayama, pengunjung datang untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Eimei, yang menjadi ayah bayi panda tertua di dunia pada 2020 pada usia 28 tahun, setara dengan usia 80-an untuk manusia.

“Semuanya menggemaskan, saya hampir menangis,” kata seorang perempuan berusia 70-an kepada penyiar publik NHK.

“Saya sedih mereka akan kembali ke China.”

Mamalia hitam dan putih itu sangat populer di seluruh dunia. China meminjamkannya sebagai bagian dari program “diplomasi panda” untuk membina hubungan diplomatiknya.

Diperkirakan hanya ada 1.860 panda raksasa yang tersisa di alam liar, terutama di hutan bambu di pegunungan China, menurut kelompok lingkungan WWF.

Selain itu, juga terdapat sekitar 600 panda di sejumlah pusat penangkaran, kebun binatang, dan taman margasatwa di seluruh dunia. [ah]

 

 

Ribuan penggemar panda di Jepang pada Minggu (19/2) mengucapkan selamat tinggal kepada empat panda tercinta yang akan dikembalikan ke China pada minggu ini. Beberapa pengunjung bahkan sampai menitikkan air mata.

Pengunjung berbondong-bondong mengunjungi Kebun Binatang Ueno di Tokyo untuk melihat detik-detik terakhir Xiang Xiang berada di Jepang. Panda tersebut telah menjadi daya tarik bagi kebun binatang tersebut sejak kelahirannya pada 2017. Pengunjung juga mengunjungi sebuah taman di wilayah Wakayama barat untuk melihat tiga panda lainnya.

Di Tokyo, penampilan terakhir Xiang Xiang, bayi panda pertama di kebun binatang itu sejak 1988, dibatasi hanya untuk 2.600 pengunjung yang memenangkan tiket lotere. Namun beberapa penggemar yang tidak menang juga tetap datang.

Seorang pengunjung mengatakan kepada media lokal sambil menangis, bahwa dia ingin lebih dekat dengan panda berusia lima tahun itu.

“Segala sesuatu tentang dia menggemaskan, baik saat tidur atau bangun,” katanya.

Kebun Binatang Ueno menerima telepon dan email setiap hari dari penggemar panda yang memintanya untuk menjaga Xiang Xiang, harian Tokyo Shimbun melaporkan, mengutip seorang pejabat kebun binatang.

Panda awalnya akan dipulangkan ke China pada 2021, tetapi keberangkatannya ditunda beberapa kali karena pembatasan perjalanan terkait pandemi.

Di Wakayama, pengunjung datang untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Eimei, yang menjadi ayah bayi panda tertua di dunia pada 2020 pada usia 28 tahun, setara dengan usia 80-an untuk manusia.

“Semuanya menggemaskan, saya hampir menangis,” kata seorang perempuan berusia 70-an kepada penyiar publik NHK.

“Saya sedih mereka akan kembali ke China.”

Mamalia hitam dan putih itu sangat populer di seluruh dunia. China meminjamkannya sebagai bagian dari program “diplomasi panda” untuk membina hubungan diplomatiknya.

Diperkirakan hanya ada 1.860 panda raksasa yang tersisa di alam liar, terutama di hutan bambu di pegunungan China, menurut kelompok lingkungan WWF.

Selain itu, juga terdapat sekitar 600 panda di sejumlah pusat penangkaran, kebun binatang, dan taman margasatwa di seluruh dunia. [ah]

 

 

Studi: Anjing Paham Niat Manusia yang Sesungguhnya

Sebuah studi perilaku baru-baru menunjukkan, anjing memahami niat manusia yang sesungguhnya dan hewan itu bereaksi sesuai instingnya. 

Sebuah studi perilaku baru-baru menunjukkan, anjing memahami niat manusia yang sesungguhnya dan hewan itu bereaksi sesuai instingnya. 

Botswana Kehilangan Sepertiga Populasi Badak dalam 5 Tahun akibat Perburuan Liar

Botswana, pada Senin (20/2), mengatakan dalam lima tahun terakhir telah mengalami lonjakan besar perburuan badak yang membuat negara itu kehilangan sekitar sepertiga dari populasi spesies yang terancam punah itu.

Menteri Pariwisata Philda Kereng mengatakan kepada parlemen bahwa secara keseluruhan, dari tahun 2018-2022 ada 138 badak yang disembelih.

Jumlah tersebut meningkat jauh dibandingkan dengan dua badak yang diburu dalam lima tahun sebelumnya dari periode 2012 hingga 2017, menurut angka resmi pemerintah.

Data statistik yang disampaikan Kereng ke parlemen menunjukkan pembunuhan tiba-tiba meningkat dari tujuh ekor badak pada tahun 2018, melonjak menjadi 30 ekor badak pada tahun berikutnya. Pada tahun 2020 pembunuhan meningkat tajam lagi menjadi 62 ekor, lalu menurun menjadi 33 ekor pada tahun 2021, dan enam ekor pada tahun 2022.

Kereng mengaitkan lonjakan pembunuhan badak itu dengan “peningkatan permintaan cula badak di pasar internasional,” serta “operasi pembubaran sindikat kriminal internasional dari negara-negara di bagian selatan Afrika lainnya.”

Meskipun demikian perburuan badak tradisional di negara afrika lainnya seperti Afrika Selatan, yang umumnya menjadi lokasi utama perburuan, justru mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir karena peningkatan patroli di taman nasional. Hal tersebut memaksa pemburu mencari cula badak di tempat lain.

Perburuan badak biasanya didorong oleh permintaan besar dari Asia, di mana cula digunakan dalam pengobatan tradisional untuk efek terapeutiknya.

Botswana belum mengungkapkan secara terbuka populasi badaknya, tetapi sebuah dokumen yang disajikan pemerintah sebelum Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Terancam Punah (CITES) di Panama tahun lalu menunjukkan terdapat sekitar 285 badak putih dan 23 badak hitam di seluruh negara itu.

Menurut Konservasi Badak Botswana, pada 2019 terdapat 400 badak di negara itu, kebanyakan dari mereka berkeliaran di dataran berumput di Delta Okavango utara.

Menurut dokumen pemerintah lainnya, dalam beberapa tahun terakhir ini Botswana telah mulai memotong cula badak untuk mengurangi daya tarik mereka bagi pemburu liar, tetapi hal ini tidak memberikan dampak yang diinginkan, karena tunggul cula yang tersisa pun masih berharga bagi para pemburu.

Penjaga hutan, lembaga penegak hukum, dan organisasi nonpemerintah telah meningkatkan patroli udara dan darat untuk melindungi badak-badak ini. [em/jm]

Botswana, pada Senin (20/2), mengatakan dalam lima tahun terakhir telah mengalami lonjakan besar perburuan badak yang membuat negara itu kehilangan sekitar sepertiga dari populasi spesies yang terancam punah itu.

Menteri Pariwisata Philda Kereng mengatakan kepada parlemen bahwa secara keseluruhan, dari tahun 2018-2022 ada 138 badak yang disembelih.

Jumlah tersebut meningkat jauh dibandingkan dengan dua badak yang diburu dalam lima tahun sebelumnya dari periode 2012 hingga 2017, menurut angka resmi pemerintah.

Data statistik yang disampaikan Kereng ke parlemen menunjukkan pembunuhan tiba-tiba meningkat dari tujuh ekor badak pada tahun 2018, melonjak menjadi 30 ekor badak pada tahun berikutnya. Pada tahun 2020 pembunuhan meningkat tajam lagi menjadi 62 ekor, lalu menurun menjadi 33 ekor pada tahun 2021, dan enam ekor pada tahun 2022.

Kereng mengaitkan lonjakan pembunuhan badak itu dengan “peningkatan permintaan cula badak di pasar internasional,” serta “operasi pembubaran sindikat kriminal internasional dari negara-negara di bagian selatan Afrika lainnya.”

Meskipun demikian perburuan badak tradisional di negara afrika lainnya seperti Afrika Selatan, yang umumnya menjadi lokasi utama perburuan, justru mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir karena peningkatan patroli di taman nasional. Hal tersebut memaksa pemburu mencari cula badak di tempat lain.

Perburuan badak biasanya didorong oleh permintaan besar dari Asia, di mana cula digunakan dalam pengobatan tradisional untuk efek terapeutiknya.

Botswana belum mengungkapkan secara terbuka populasi badaknya, tetapi sebuah dokumen yang disajikan pemerintah sebelum Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Terancam Punah (CITES) di Panama tahun lalu menunjukkan terdapat sekitar 285 badak putih dan 23 badak hitam di seluruh negara itu.

Menurut Konservasi Badak Botswana, pada 2019 terdapat 400 badak di negara itu, kebanyakan dari mereka berkeliaran di dataran berumput di Delta Okavango utara.

Menurut dokumen pemerintah lainnya, dalam beberapa tahun terakhir ini Botswana telah mulai memotong cula badak untuk mengurangi daya tarik mereka bagi pemburu liar, tetapi hal ini tidak memberikan dampak yang diinginkan, karena tunggul cula yang tersisa pun masih berharga bagi para pemburu.

Penjaga hutan, lembaga penegak hukum, dan organisasi nonpemerintah telah meningkatkan patroli udara dan darat untuk melindungi badak-badak ini. [em/jm]