Para astronom pada hari Senin (20/3) memperingatkan, polusi cahaya yang diciptakan oleh melonjaknya jumlah satelit yang mengorbit Bumi menimbulkan “ancaman global yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap alam.”

Jumlah satelit yang ada di orbit rendah Bumi meningkat lebih dari dua kali lipat sejak tahun 2019, ketika perusahaan antariksa AS SpaceX meluncurkan proyek “mega-konstelasi” pertamanya, yang terdiri dari ribuan satelit.

Ribuan satelit internet baru rencananya akan diluncurkan dalam waktu dekat, menambah padat orbit yang berjarak kurang dari 2.000 kilometer dari permukaan Bumi.

Setiap satelit baru meningkatkan risiko bertabrakan dengan objek lain yang mengorbit Bumi, sehingga menghasilkan semakin banyak puing.

Hal itu dapat menciptakan reaksi berantai, di mana tabrakan beruntun menciptakan fragmen puing yang semakin kecil, menambah awan “sampah antariksa” yang memantulkan cahaya kembali ke Bumi.

Dalam serangkaian makalah yang diterbitkan di jurnal Nature Astronomy, para astronom memperingatkan bahwa peningkatan polusi cahaya itu mengancam masa depan profesi mereka.

Pada salah satu makalah, para peneliti mengatakan bahwa untuk pertama kalinya mereka telah memperhitungkan seberapa besar langit malam yang lebih terang akan memengaruhi kinerja sebuah observatorium besar secara finansial maupun ilmiah.

Pemodelan menunjukkan bahwa untuk Observatorium Vera Rubin, teleskop raksasa yang saat ini sedang dibangun di Chili, bagian tergelap langit malam akan menjadi 7,5 persen lebih terang selama sepuluh tahun ke depan.

Hal itu akan mengurangi jumlah bintang yang dapat dilihat oleh observatorium sekitar 7,5 persen, menurut salah satu penyusun penelitian itu, John Barentine, kepada AFP.

Kekurangan itu baru bisa dipenuhi dengan tambahan masa survei observatorium selama hampir setahun, menambah biaya sebanyak $21,8 juta, kata Barentine dari Dark Sky Consulting, perusahaan yang bermarkas di Arizona, AS.

Selain itu, harga lain yang harus dibayar akibat polusi cahaya yang tidak dapat dihitung adalah berbagai peristiwa langit yang tidak akan pernah bisa diamati oleh manusia.

Peningkatan polusi cahaya pun dapat menjadi lebih buruk dari yang dibayangkan.

Penelitian Nature lain yang menggunakan pemodelan yang lebih luas menyebut pengukuran polusi cahaya saat ini tidak menggambarkan fenomena sesungguhnya yang jauh lebih besar.

Semakin terangnya langit malam tidak hanya berdampak pada pekerjaan astronom profesional dan observatorium besar, kata para peneliti memperingatkan.

Aparna Venkatesan, astronom di University of San Francisco, mengatakan bahwa hal itu juga mengancam “hubungan kuno kita dengan langit malam.”

“Luar angkasa adalah warisan dan nenek moyang kita bersama – menghubungkan kita melalui sains, cerita, seni, dongeng asal-usul dan tradisi budaya – dan kini hal itu terancam,” ungkapnya dalam komentar jurnal Nature.

Sekelompok astronom dari Spanyol, Portugal dan Italia mengimbau para ilmuwan untuk “menghentikan serangan” terhadap malam alami ini.

Para astronom menyerukan pembatasan mega-konstelasi satelit secara drastis, sambil mengatakan, “kita tidak boleh menolak kemungkinan untuk melarangnya.”

Mereka mengatakan bahwa terlalu “naif untuk berharap bahwa industri antariksa yang meroket ini akan membatasi dirinya sendiri, jika tidak terpaksa,” mengingat kepentingan ekonomi yang dipertaruhkan. [rd/rs]

Material genetik yang dikumpulkan di sebuah pasar di China dekat lokasi munculnya kasus pertama COVID-19 pada manusia menunjukkan DNA anjing rakun yang berbaur dengan coronavirus. Menurut para pakar internasional, temuan itu menguatkan bukti bahwa COVID-19 berasal dari hewan, bukan dari laboratorium.

“Data tersebut tidak memberikan jawaban pasti tentang bagaimana pandemic bermula, tapi setiap bagian data itu penting untuk membawa kita lebih dekat ke jawaban yang dicari,” kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), Jumat (17/3), seperti dilansir oleh Associated Press.

Masih belum jelas bagaimana virus corona bisa muncul. Banyak ilmuwan yang percaya virus itu kemungkinan menular dari hewan ke manusia di pasar hewan-hewan liar di Wuhan, China. Jalur penularan itu juga terjadi pada virus-virus sebelumnya di masa lalu.

Penemuan-penemuan baru itu belum memberi jawaban dan belum ditelaah oleh para pakar lain atau diterbitkan dalam jurnal yang sudah ditelaah sejawat (peer-reviewed).

Tedros mengkritik China karena tidak membagikan informasi genetic itu lebih awal.

“Data ini bisa saja dan seharusnya dibagikan tiga tahun yang lalu,” kata Tedros kepada para wartawan dalam konferensi.

Data Sekuens Genetika Dihapus

Para peneliti mengumpulkan sampel-sampel dari permukaan di pasar makanan laut Huanan di Wuhan pada awal 2020. Kasus COVID-19 pertama pada manusia ditemukan di pasar itu pada akhir 2019.

Tedros mengatakan para ilmuwan baru-baru ini mengunggah sekuens genetika COVID-19 ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (Chinese Center for Disease Control and Prevention/China CDC), basis data umum virus terbesar di dunia.

Data-data itu kemudian dihapus. Namun, seorang ahli biologi Prancis tak sengaja menemukan data itu dan membagikannya ke kelompok ilmuwan di luar China, yang meneliti asal-usul virus corona.

Data menunjukkan bahwa beberapa sampel positif COVID yang dikumpulkan dari sebuah kios yang memperdagangkan hewan-hewan liar, juga mengandung gen anjing rakun. Menurut para ilmuwan, temuan itu mengindikasikan hewan-hewan mungkin sudah terinfeksi virus corona.

“Ada kemungkinan bahwa hewan-hewan yang menyimpan DNA tersebut, juga menyimpan virus itu,” kata Stephen Goldstein, pakar virus dari Universitas Utah yang ikut menganalisa data.

Jenis anjing rakun mendapat julukan itu karena wajahnya yang mirip rakun. Anjing rakun biasanya diternakan untuk diambil bulunya dan dijual dagingnya di pasar-pasar di seluruh China.

Data belum pasti tapi penting

Ray Yip, pakar epidemiologi, mengatakan penemuan-penemuan tersebut tetap penting, meski belum pasti. Yip adalah adalah satu pendiri kantor Pusat Pengendalian Penyakit AS di China.

“Data sampel lingkungan pasar yang dirilis oleh China CDC sejauh ini adalah bukti paling kuat untuk mendukung (teori) virus berasal dari hewan,” kata Yip kepada Associated Press melalui surel. Dia tidak terkait dengan analisis baru.

Ketua teknis COVID-19 WHO, Maria Van Kerkhove, memperingatkan bahwa analisis itu tidak menemukan virus di dalam hewan manapun dan tidak menemukan bukti kuat bahwa hewan-hewan menulari manusia.

“Apa yang ini [analisis] sajikan adalah petunjuk-petunjuk untuk membantu kita memahami apa yang mungkin sudah terjadi,” kata van Kerkhove.

Van Kerkhove menambahkan kelompok internasional itu sudah memberitahu WHO bahwa mereka menemukan DNA dari hewan lain dan juga anjing rakun dalam sampel dari pasar makanan laut.

Kode genetika virus corona sangat mirip dengan virus corona pada kelelawar. Banyak ilmuwan menduga COVID-19 menular ke manusia langsung dari kelelawar atau melalui hewan perantara seperti trenggiling, musang, atau anjing rakun

Goldstein dan rekan-rekannya mengatakan analisis mereka adalah indikasi solid pertama bahwa kemungkinan ada hewan liar yang terinfeksi virus corona. Namun bisa juga manusia yang membawa virus corona ke pasar dan menulari anjing rakun atau menulari manusia lainnya dengan meninggalkan jejak virus dekat hewan-hewan itu.

Setelah para ilmuwan itu menghubungi China CDC, kata mereka, sekuens genetika itu dihapus dari basis data global virus.

Gang Fu, mantan kepala China CDC, tidak segera merespons permintaan komentar dari Associated Press yang dikirim via email. Namun dia mengatakan kepada majalah Science bahwa sekuens genetika virus pada anjing rakun itu bukan sesuatu hal yang baru.

“Sudah diketahui ada perdagangan hewan liar ilegal dan karena itu pasar langsung ditutup,’ ujarnya. [ft/ah]

Pendiri Huawei Technologies mengatakan perusahaan teknologi China itu sudah mengganti lebih dari 13.000 suku cadang dalam produk-produknya yang terkena sanksi dagang oleh Amerika Serikat (AS). 

Kantor berita Reuters melansir pernyataan pendiri Huawei dari transkrip pidato yang diunggah oleh Universitas Shanghai Jiao Tong di China, Jumat (17/3).  Namun, Reuters tidak bisa memverifikasi transkrip pernyataan Ren secara independen.

Menurut transkrip itu, pendiri Huawei Ren Zhengfei mengatakan selama tiga tahun terakhir sudah mengganti 13.000 komponen dengan suku cadang buatan China. Selain itu, Huawei juga sudah mendesain kembali 4.000 papan sirkuit untuk produk-produknya.  

Menurut Ren, produksi papan-papan sirkuit sudah stabil. 

Pernyataan itu membuka peluang bagi upaya Huawei untuk pulih dari pembatasan-pembatasan perdagangan AS. Sejak 2019, Huawei menjadi target kebijakan pengontrolan perdagangan oleh AS. Perusahaan itu merupakan pemasok utama perangkat yang digunakan pada jaringan komunikasi 5G. 

Kontrol dari AS itu sudah memangkas pasokan cip dari perusahaan AS untuk Huawei. Perusahaan itu juga kehilangan akses ke peralatan teknologi AS untuk merancang cipnya sendiri yang kemudian diproduksi oleh mitra Huawei. 

Ren membuat pernyataan itu dalam sebuah acara bincang-bincang dengan para pakar teknologi China pada 24 Februari, menurut universitas itu, yang kemudian mengunggah transkrip ke situs webnya pada Jumat (17/3). Perwakilan Huawei di AS tidak segera merespons permintaan untuk komentar pada Jumat (17/3). 

Ren mengatakan Huawei menginvestasikan $23,8 miliar atau sekitar Rp 36,6 triliun untuk penelitian dan pengembangan (Research & Development/R&D) pada 2022.  

“Seiring dengan meningkatnya profitabilitas, kami akan terus meningkatkan belanja untuk R&D),” kata Ren. [ft/ah]

Dana Anak-anak PBB  (UNICEF), Selasa  (21/3), memperingatkan bahwa setelah banjir dahsyat musim panas lalu, 10 juta orang di Pakistan, termasuk anak-anak, masih tinggal di daerah yang terkena banjir tanpa akses ke air minum yang aman.

Pernyataan dari UNICEF ini menegaskan situasi yang memprihatinkan di Pakistan yang miskin, negara dengan populasi 220 juta yang beberapa bulan kemudian masih bergumul dengan konsekuensi banjir, serta krisis ekonomi yang terus meningkat. Banjir itu, yang oleh para ahli dikaitkan dengan perubahan iklim, menewaskan 1.739 orang, termasuk 647 anak-anak dan 353 perempuan.

Sejauh ini, kurang dari setengah permintaan dana UNICEF untuk Pakistan, 45 persen dari $173,5 juta, telah terpenuhi. Menurut badan tersebut, sebelum banjir melanda Juni lalu, air dari hanya 36 persen sistem air Pakistan dianggap aman untuk dikonsumsi manusia.

Banjir merusak sebagian besar sistem pipa air di daerah yang terkena dampak, memaksa lebih dari 5,4 juta orang, termasuk 2,5 juta anak-anak, hanya mengandalkan air yang terkontaminasi dari kolam dan sumur, kata UNICEF.

“Air minum yang aman bukanlah hak istimewa, itu adalah hak asasi manusia,” kata Abdullah Fadil, perwakilan UNICEF di Pakistan. “Namun, setiap hari, jutaan anak perempuan dan laki-laki di Pakistan kalah dalam pertempuran melawan penyakit yang ditularkan melalui air yang dapat dicegah dan akibat kekurangan gizi.”

“Kami membutuhkan dukungan berkelanjutan dari para donatur kami untuk menyediakan air bersih, membangun toilet, dan memberikan layanan sanitasi yang vital kepada anak-anak dan keluarga yang paling membutuhkannya,” tambah Fadil.

“Di daerah yang terkena banjir, lebih dari 1,5 juta anak laki-laki dan perempuan mengalami kekurangan gizi parah, dan jumlahnya hanya akan meningkat jika tidak ada air bersih dan sanitasi yang layak,” kata UNICEF.

Banjir menyebabkan kerusakan bernilai lebih dari $30 miliar karena sebagian besar wilayah negara tetap terendam air selama berbulan-bulan, memaksa jutaan orang tinggal di tenda atau rumah darurat di dekat genangan air yang menyebabkan penyebaran penyakit. [ab/uh]

Amazon berencana memutus hubungan kerjanya dengan 9.000 karyawan lainnya dalam beberapa minggu ke depan, kata CEO Amazon Andy Jassy dalam sebuah memo kepada pegawai pada Senin (20/3).

PHK itu akan menjadi pemutusan hubungan kerja terbesar kedua dalam sejarah perusahaan tersebut, yang sebelumnya telah mengumumkan akan memecat 18.000 karyawan pada Januari. Jumlah pegawai Amazon bertambah dua kali lipat selama pandemi, akan tetapi kenaikan jumlah pegawai juga sebenarnya terjadi di seantero sektor teknologi.

Berbagai perusahaan teknologi telah mengumumkan akan melakukan PHK terhadap puluhan ribu tenaga kerjanya tahun ini.

Dalam memo itu, Jassy mengatakan bahwa fase kedua proses perencanaan tahunan perusahaan pada bulan ini menyimpulkan akan dilakukannya PHK tambahan. Ia mengatakan, Amazon masih akan membuka lowongan kerja untuk beberapa posisi strategis.

PHK itu akan melanda area-area yang menguntungkan bagi perusahaan, termasuk unit komputasi berbasis cloud AWS dan bisnis perikalanannya yang sedang berkembang. Twitch, platform gim yang dimiliki Amazon, juga akan mem-PHK sejumlah karyawannya, demikian juga organisasi PXT Amazon, yang menangani sumber daya manusia dan fungsi lainnya.

Sebelumnya, PHK juga sempat melanda PXT, divisi pertokoan perusahaan itu, yang mencakup bisnis e-commerce dan toko fisik seperti Amazon Fresh dan Amazon Go, serta departemen lainnya, termasuk departemen yang mengembangkan asisten virtual Alexa.

Awal bulan ini, Amazon mengatakan akan menghentikan sementara proses pembangunan markasnya di Virginia utara, meski fase pertama proyek itu akan dibuka Juni mendatang dengan 8.000 karyawan.

Seperti perusahaan teknologi lain, termasuk perusahaan induk Facebook, Meta, dan perusahaan induk Google, Alphabet, Amazon menggenjot perekrutan karyawan baru selama pandemi untuk memenuhi permintaan konsumen Amerika yang semakin banyak melakukan kegiatan belanja dari rumah secara online untuk menghindari penyebaran virus corona.

Jumlah karyawan Amazon, baik di gudang maupun perkantorannya, meningkat dua kali lipat hingga lebih dari 1,6 juta orang dalam dua tahun. Akan tetapi jumlah permintaan melambat seiring membaiknya situasi pandemi. Perusahaan itu pun mulai menghentikan sementara atau bahkan membatalkan rencana perluasan gudang tahun lalu.

Di tengah semakin meningkatnya kekhawatiran akan kemungkinan resesi, Amazon dalam beberapa bulan terakhir telah menutup anak perusahaannya yang telah memperdagangkan kain selama hampir 30 tahun dan menutup layanan perawatan dari rumah bersifat hibrida-virtual Amazon Care untuk memangkas biaya.

Jassy mengatakan, mengingat ketidakpastian ekonomi dan “ketidakpastian yang ada dalam waktu dekat,” perusahaan memutuskan untuk merampingkan diri.

Ia mengatakan, tim-tim yang akan terdampak oleh gelombang PHK terbaru belum membuat keputusan akhir posisi mana saja yang akan dihapus. Perusahaan itu berencana untuk memfinalisasi keputusan-keputusan itu pada pertengahan hingga akhir April mendatang, dan akan memberi tahu mereka yang akan terkena PHK. [rd/rs]

TikTok sekali lagi menolak tudingan bahwa perusahaan induknya di China, ByteDance, akan membagikan data pengguna aplikasi berbagi video populernya dengan pemerintah China. Platform itu juga menepis dugaan menyebarkan propaganda dan informasi yang salah atas namanya.  

Kementerian Luar Negeri China pada Rabu (15/3) menuduh Amerika Serikat (AS) sendiri yang menyebarkan disinformasi tentang potensi risiko keamanan TikTok. Tuduhan itu dilayangkan menyusul laporan Wall Street Journal bahwa Komite Investasi Asing di AS – bagian dari Departemen Keuangan – mengancam akan melarang penggunaan aplikasi tersebut kecuali pemilik saham yang berasal China itu menjual saham mereka.  

Jadi, apakah risiko keamanan data itu nyata? Dan haruskah pengguna khawatir aplikasi TikTok akan dihapus dari ponsel mereka?  

 

Apa Kekhawatiran soal TikTok?  

Baik FBI dan Komisi Komunikasi Federal mengeluarkan peringatan bahwa ByteDance dapat membagikan data pengguna TikTok dengan pemerintah China terkait data mengenai riwayat penelusuran, lokasi, dan pengenal biometrik.  

Undang-undang yang diterapkan China pada 2017 mewajibkan perusahaan untuk memberikan seluruh data pribadi kepada pemerintah yang relevan dengan keamanan nasional negara tersebut. Tidak ada bukti bahwa TikTok telah menyerahkan data semacam itu, tetapi ada ketakutan karena banyaknya data pengguna yang dikumpulkannya, seperti perusahaan media sosial lainnya.  

Kekhawatiran seputar TikTok meningkat pada Desember ketika ByteDance mengatakan telah memecat empat karyawan yang mengakses data dua jurnalis dari Buzzfeed News dan The Financial Times saat mencoba melacak sumber laporan yang bocor tentang perusahaan tersebut.  

 

Bagaimana Tanggapan AS?  

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby, Kamis (16/3), menolak berkomentar tentang TikTok.  

Kirby juga tidak dapat mengonfirmasi bahwa pemerintah mengirimkan surat peringatan kepada TikTok bahwa Washington dapat melarang aplikasi tersebut jika pemiliknya di China tidak menjual sahamnya. Dia menambahkan “Kami memiliki masalah keamanan nasional yang sah sehubungan dengan integritas data yang kami perlu amati.” 

Pada 2020, Presiden Donald Trump dan pemerintahannya saat itu menekan ByteDance untuk menjual asetnya di AS dan melarang TikTok di toko aplikasi. Pengadilan memblokir upaya tersebut. Presiden Joe Biden membatalkan perintah Trump, tetapi memerintahkan studi mendalam tentang masalah tersebut. Rencana penjualan aset TikTok di AS juga dibatalkan karena pemerintahan Biden merundingkan kesepakatan dengan TikTok yang akan mengatasi beberapa masalah keamanan nasional.  

Di Kongres, Senator AS Richard Blumenthal dari Partai Demokrat dan Jerry Moran dari Partai Republik, menulis surat kepada Menteri Keuangan Janet Yellen pada Februari. Mereka mendesak Komite panel Investasi Asing, yang Yellen pimpin, untuk “segera menyimpulkan penyelidikannya dan menerapkan peraturan struktural yang ketat” antara operasi TikTok di Amerika dan ByteDance, termasuk berpotensi memisahkan kedua perusahaan itu.  

Pada saat yang sama, anggota parlemen  juga menerapkan langkah-langkah yang akan memperluas otoritas pemerintahan Biden untuk memberlakukan larangan nasional terhadap TikTok. Gedung Putih juga mendukung proposal Senat yang mendapat dukungan bipartisan.  

Bagaimana TikTok Dibatasi?  

Pada Kamis (16/3), otoritas Inggris melarang penggunaan TikTok di telepon genggam milik pemerintah dengan alasan keamanan. Kebijakan itu mengikuti langkah yang dilakukan pemerintah Uni Eropa, yang untuk sementara melarang TikTok dari telepon seluler karyawannya. Denmark dan Kanada juga mengumumkan upaya untuk memblokirnya di telepon milik pemerintah.  

Bulan lalu, Gedung Putih mengatakan akan memberi waktu 30 hari kepada agen federal AS untuk menghapus TikTok dari semua perangkat seluler yang dikeluarkan pemerintah. Kongres, angkatan bersenjata AS, dan lebih dari separuh negara bagian AS melarang aplikasi tersebut.  

 

Apa Kata TikTok?  

Juru bicara TikTok Maureen Shanahan mengatakan perusahaan menjawab masalah keamanan melalui “perlindungan transparan, berbasis AS terhadap data dan sistem pengguna AS, dengan pemantauan, pemeriksaan, dan verifikasi pihak ketiga yang kuat.”  

Pada Juni, TikTok mengatakan akan mengarahkan semua data dari pengguna AS ke server yang dikendalikan Oracle, perusahaan Silicon Valley yang dipilihnya sebagai mitra teknologi AS pada 2020 dalam upaya menghindari larangan nasional. Namun menyimpan cadangan data di servernya sendiri di AS dan Singapura. Perusahaan mengatakan akan menghapus data pengguna AS dari servernya sendiri, tetapi belum memberikan garis waktu kapan penghapusan data akan dilakukan. 

CEO TikTok Shou Zi Chew akan memberikan kesaksian minggu depan di hadapan Komite Energi dan Perdagangan DPR tentang praktik privasi dan keamanan data perusahaan, serta hubungannya dengan pemerintah China.  

Sementara itu, perusahaan induk TikTok, ByteDance, mencoba memposisikan dirinya sebagai perusahaan berskala internasional, dan bukan sebagai perusahaan China yang didirikan di Beijing pada 2012 oleh kepala eksekutifnya saat ini Liang Rubo dan lainnya.  

Theo Bertram, Wakil Presiden Kebijakan TikTok di Eropa, mencuit pada Kamis (16/3) bahwa ByteDance “bukanlah perusahaan China.” Bertram mengatakan kepemilikan perusahaan itu terdiri dari 60 persen investor global, 20 persen karyawan, dan 20 persen pendiri. Para pemimpinnya berbasis di kota-kota seperti Singapura, New York, Beijing, dan wilayah metropolitan lainnya.  

Apakah Risiko Keamanan TikTok Diakui?  

Beberapa advokat privasi teknologi mengatakan di saat potensi penyalahgunaan privasi oleh pemerintah China memprihatinkan, perusahaan teknologi lain juga memiliki praktik bisnis pengumpulan data yang juga mengeksploitasi informasi pengguna. 

“Jika pembuat kebijakan ingin melindungi orang Amerika dari pengawasan, mereka harus mengadvokasi undang-undang privasi dasar yang melarang semua perusahaan mengumpulkan begitu banyak data sensitif tentang kita sejak awal, daripada terlibat dalam jumlah pamer xenophobia (ketakutan -red) yang tidak melindungi siapa pun,” kata Evan Greer, direktur kelompok advokasi nirlaba Fight for the Future.  

Karim Farhat, seorang peneliti dengan Proyek Tata Kelola Internet di Georgia Tech, mengatakan penjualan TikTok akan “sama sekali tidak relevan dengan dugaan ancaman ‘keamanan nasional'” dan bertentangan dengan “setiap prinsip dan norma pasar bebas” dari internet departemen luar negeri.   

Yang lain mengatakan ada alasan yang sah untuk khawatir.  

Orang yang menggunakan TikTok mungkin mengira mereka tidak melakukan apa pun yang menarik bagi pemerintah asing, tetapi tidak selalu demikian, kata Anton Dahbura, Direktur Eksekutif Institut Keamanan Informasi Universitas Johns Hopkins. Informasi penting tentang AS tidak terbatas pada pembangkit listrik tenaga nuklir atau fasilitas militer, tetapi juga meluas ke sektor lain, seperti pengolahan makanan, industri keuangan dan universitas, kata Dahbura. 

Apakah Ada Preseden Pelarangan Perusahaan?  

Tahun lalu, AS melarang penjualan peralatan komunikasi yang dibuat perusahaan China Huawei dan ZTE, dengan alasan risiko terhadap keamanan nasional. Namun pelarangan penjualan barang bisa lebih mudah dilakukan daripada pelarangan aplikasi yang diakses melalui web.  

Langkah seperti itu mungkin dapat berakhir ke meja hijau dengan alasan bahwa pelarangan melanggar Amandemen Pertama seperti yang dikemukakan beberapa kelompok kebebasan sipil. [ah/ft]

Para pengunjung perayaan Hari Santo Patrick dikejutkan dengan kemunculan garis-garis cahaya misterius di langit wilayah Sacramento pada Jumat (17/3) malam. Mereka kemudian mengirim video penampakan mengejutkan itu ke berbagai media sosial. 

Jaime Hernandez sedang berada di perusahaan bir King Cong Brewing Company di Sacramento untuk perayaan Hari Santo Patrick ketika sejumlah tamu memperhatikan cahaya-cahaya itu. Hernandez dengan cepat mengabadikan cahaya yang bersinar sekitar selama 40 detik.  

“Kami terkejut, tapi juga takjub karena bisa menyaksikan cahaya itu,” kata Henandez melalui surel, seperti dikutip oleh the Associated Press.

“Kami belum pernah menyaksikan cahaya seperti itu.” 

Pemilik perusahaan bir itu kemudian mengirim video Hernandez ke akun Instagram dan menanyakan apakah ada yang bisa mengungkap sumber cahaya misterius itu. 

Pertanyaan itu mendapat respons dari pakar astronomi Jonathan McDowell dari Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian. Dalam wawancara dengan Associated Press pada Sabtu (18/3), McDowell 99 persen yakin bahwa garis-garis cahaya itu adalah sisa-sisa benda ruang angkasa yang terbakar. 

McDowell mengatakan cahaya itu berasal dari peralatan komunikasi Jepang yang mengirimkan informasi dari Stasiun Ruang Angkasa Internasional ke satelit komunikasi dan kemudian ke Bumi. Peralatan itu menjadi usang ketika satelit-satelit itu dipensiunkan pada 2017. 

Menurut McDowell, peralatan seberat 310 kilogram dibuang dari stasiun ruang angkasa pada 20202 karena menghabiskan tempat dan akan habis terbakar seluruhnya saat memasuki Bumi. 

Bagian-bagian kecil yang terbakar menciptakan “pertunjukan cahaya yang spektakuler di langit,” kata McDowell. Dia memperkirakan puing-puing yang terbakar itu berada pada ketinggian 40 mil dan meluncur dengan kecepatan ribuan mil per jam. 

Angkatan Ruang Angkasa AS membenarkan jalur Sistem Komunikasi Antarorbit kembali ke Bumi di atas California dan waktunya konsisten dengan cahaya yang dilihat warga di langit. Angkatan Ruang Angkasa tidak bisa dihubungi pada Sabtu (18/3) untuk menyampaikan pertanyaan lebih lanjut. [ft/ah]

Anggota parlemen Selandia Baru dan para pekerja lain di dalam Parlemen negara itu akan dilarang memiliki aplikasi TikTok di ponsel pemerintah mereka, kata para pejabat Jumat (17/3).

Larangan tersebut, yang berlaku pada akhir bulan, mengikuti langkah serupa di banyak negara lain.

Namun, larangan Selandia Baru hanya akan berlaku untuk sekitar 500 orang di kompleks parlemen, tidak untuk semua pegawai pemerintah seperti larangan di AS dan Inggris. Badan-badan Selandia Baru lainnya dapat memutuskan belakangan apakah juga akan memberlakukan larangan tersebut.

Kekhawatiran global tentang aplikasi tersebut muncul setelah peringatan oleh FBI dan dinas-dinas intelijen lain bahwa perusahaan induk TikTok di Tiongkok, ByteDance, dapat membagikan data pengguna TikTok, seperti riwayat penelusuran, lokasi, dan pengenal biometrik, ke pemerintah China yang otoriter.

Perdana Menteri Selandia Baru Chris Hipkins mengatakan ia tidak memiliki TikTok di ponselnya. “Saya bukan orang yang trendi,” katanya kepada wartawan.

 

Langkah Selandia Baru datang atas saran para pakar keamanan siber pemerintah, kata Kepala Eksekutif Layanan Parlemen Rafael Gonzalez-Montero.

Ia mengatakan aplikasi itu akan dihapus dari semua perangkat yang memiliki akses ke jaringan parlemen, meskipun para pejabat dapat membuat pengecualian khusus bagi siapa saja yang membutuhkan TikTok untuk menjalankan tugas demokrasi mereka.

“Keputusan ini telah dibuat berdasarkan analisis para ahli kami sendiri dan mengikuti diskusi dengan rekan-rekan kami di jajaran pemerintah dan di tingkat internasional,” kata Gonzalez-Montero dalam sebuah pernyataan. “Berdasarkan informasi ini, kami memutuskan bahwa risiko ini tidak dapat diterima di lingkungan parlementer Selandia Baru saat ini.”

Hipkins mengatakan saran keamanan siber datang dari badan intelijen Ia mengatakan Selandia Baru tidak mengambil pendekatan menyeluruh untuk semua pegawai pemerintah, dan terserah kepada setiap departemen atau lembaga untuk membuat keputusan keamanan siber mereka masing-masing.

Sementara itu, China, pada hari Jumat, menyebut larangan TikTok di Selandia Baru dan Inggris sebagai “penyalahgunaan” konsep keamanan nasional.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan pada jumpa pers reguler bahwa kedua negara harus “berhenti memperluas dan menyalahgunakan konsep keamanan nasional, dan menyediakan lingkungan yang adil dan nondiskriminatif untuk perusahaan dari semua negara.”

Pada hari Kamis, Inggris melarang penggunaan aplikasi TikTok di ponsel-ponsel pemerintah dengan segera. Instansi-instansi pemerintah di AS memiliki waktu hingga akhir Maret untuk menghapus aplikasi itu dari perangkat komunikasi kantor yang digunakan para pegawai. [ab/uh]

Para ilmuwan berhasil menciptakan bayi tikus dari sel punca dua tikus jantan yang diubah menjadi sel betina.   

Keberhasilan perdana dalam dunia ilmu pengetahuan itu memunculkan setitik harapan bahwa hal serupa juga dapat diaplikasikan pada manusia. Namun para pakar memperingatkan bahwa sangat sedikit embrio tikus yang lahir hidup dan tidak ada yang tahu apakah teknik yang sama akan bekerja pada sel punca manusia.  

Sel punca adalah sel induk yang memiliki kemampuan berkembang biak.

Ahli sel punca dan reproduksi di University of California, San Francisco, Diana Laird menyambut baik penemuan tersebut.  

“Ini adalah strategi yang sangat cerdas yang dikembangkan untuk mengubah sel punca laki-laki menjadi sel punca perempuan,” katanya. Ia tidak terlibat dalam penelitian tersebut, tetapi ia menegaskan, “Ini adalah langkah penting dalam sel punca dan biologi reproduksi.”  

Para ilmuwan memaparkan cara kerja penelitian mereka dalam jurnal Nature, pada Rabu (15/3).  

Pertama, mereka mengambil sel kulit dari ekor tikus jantan dan mengubahnya menjadi “sel punca berpotensi majemuk yang diinduksi.” Sel tersebut dapat berkembang menjadi berbagai jenis sel atau jaringan. Kemudian, sel itu melalui proses pertumbuhan dengan menggunakan obat, dan para peneliti mengubah sel punca tikus jantan menjadi sel betina dan menghasilkan sel telur fungsional. Akhirnya, mereka membuahi sel telur tersebut dan menanamkan embrio ke dalam tikus betina. Sekitar 1 persen embrio – 7 dari 630 – tumbuh menjadi anak tikus hidup.  

Dalam sebuah komentar yang diterbitkan bersamaan dengan studi tersebut, Laird dan rekannya, Jonathan Bayerl, mengatakan karya itu “membuka jalan baru dalam ilmu biologi reproduksi dan penelitian kesuburan” untuk hewan dan manusia. Suatu ketika, misalnya, hal serupa mungkin dapat diaplikasikan pada mamalia yang terancam punah melalui satu sel jantan.  

“Dan (penelitian) itu bahkan mungkin menyediakan templat untuk memungkinkan lebih banyak orang,” seperti pasangan sesama jenis laki-laki, “memiliki anak kandung, sambil menghindari masalah etika dan hukum donor sel telur,” tulis mereka.  

Namun mereka mengatakan tidak jelas mengapa hanya sebagian kecil dari embrio yang ditempatkan pada tikus pengganti yang selamat. Alasannya bisa teknis atau biologis. Para ahli juga menekankan bahwa masih terlalu dini untuk mengetahui apakah protokol tersebut akan bekerja pada sel punca manusia. [ah/ft]  

Microsoft pada hari Kamis (16/3) mengumumkan rencana terbarunya untuk menyediakan teknologi kecerdasan buatan (AI) kepada lebih banyak pengguna, menanggapi serangkaian pengumuman yang disampaikan pesaingnya, Google, pada pekan ini dengan berbagai upgrade pada produk perangkat lunak kantornya yang juga banyak digunakan.

Perusahaan itu memperkenalkan AI baru bernama “copilot” bagi Microsoft 365, produk perangkat lunak kantornya yang mencakup Word, Excel, PowerPoint dan Outlook.

Ke depannya, AI itu dapat menawarkan draf dokumen pada aplikasi-aplikasi Microsoft, mempercepat pembuatan konten dan meluangkan waktu pegawai, kata Microsoft.

“Kami yakin generasi AI berikutnya ini akan membuka gelombang perkembangan produktivitas yang baru,” kata Satya Nadella, kepala eksekutif Microsoft, dalam presentasinya yang disiarkan secara langsung.

Berita lainnya pada minggu ini termasuk pendanaan baru bagi startup AI Adept, yang mencerminkan bagaimana perusahaan kecil maupun besar saling bersaing untuk mengerahkan perangkat lunak yang dapat merevolusi cara orang-orang bekerja. Dua perusahaan yang berada di pusat persaingan itu adalah Microsoft dan Alphabet Inc, perusahaan induk Google, yang pada hari Selasa (14/3) memamerkan fitur AI untuk Gmail dan “tongkat sihir” untuk menulis draf prosa menggunakan mesin pemroses katanya sendiri.

Hiruk pikuk penanaman investasi dan pembuatan produk-produk baru dimulai oleh peluncuran ChatGPT tahun lalu oleh OpenAI, startup yang disokong Microsoft. Chatbot itu menunjukkan potensi besar program yang disebut sebagai large language models, teknologi yang mempelajari data-data terdahulu untuk menciptakan konten baru. Program itu berkembang sangat pesat. Pekan ini, OpenAI mulai merilis versi terbaru programnya yang disebut GPT-4. [rd/jm]