Warga Irak Bersiap Sambut Bulan Ramadan

Bulan Ramadan tiba dalam beberapa hari lagi. Pasar Shorja di tengah kota Baghdad mulai dipadati pengunjung yang berbelanja untuk persiapan Ramadan mereka. Apa yang mereka siapkan, dan apa yang mereka hadapi memasuki bulan puasa tahun ini?

Bulan Ramadan tiba dalam beberapa hari lagi. Pasar Shorja di tengah kota Baghdad mulai dipadati pengunjung yang berbelanja untuk persiapan Ramadan mereka. Apa yang mereka siapkan, dan apa yang mereka hadapi memasuki bulan puasa tahun ini?

Gereja Portugal Minta Maaf pada Korban Pelecehan Seksual 

Ketua Konferensi Waligereja Portugal, Uskup José Ornelas, Senin malam (13/2) meminta maaf kepada para korban kemungkinan pelecehan seksual, dan secara khusus meminta maaf karena gereja gagal memahami skala masalahnya.    

Dalam sebuah pernyataan yang dibacakannya, Ornelas mengatakan pelecehan seksual anak-anak adalah “kejahatan keji,” dan bahwa “ini adalah luka terbuka yang menyakitkan dan membuat kami malu.  Kami meminta maaf kepada semua korban, kepada mereka yang berani tampil dengan kesaksian yang telah tersembunyi begitu lama, dan kepada mereka yang masih hidup dengan menanggung rasa sakit yang terkunci di dalam dirinya tanpa berbagi dengan siapa pun.”   

Lebih dari 4.800 orang kemungkinan telah menjadi korban pelecehan seksual anak-anak di Gereja Katholik Portugal.  Panel yang menyelidiki pelecehan seksual di gereja itu, dalam konferensi pers yang menguraikan temuan mereka, mengatakan 512 korban yang diduga menjadi korban telah mengungkapkan kisah mereka.  

Komite Independen untuk Studi Pelecehan Anak di Gereja Katholik yang dibentuk oleh para uskup lebih dari setahun lalu dan terdiri dari beberapa psikiater, mantan hakim Mahkamah Agung dan seorang pekerja sosial mendapati fakta yang bertentangan dengan klaim sebelumnya oleh pejabat senior gereja di Portugal yang mengatakan hanya beberapa kasus yang terjadi. Komite ini menyelidiki dugaan kasus pelecehan seksual sejak tahun 1950 dan seterusnya. 

Beberapa pastor senior duduk di barisan depan auditorium di mana para anggota panel itu membacakan beberapa laporan mengerikan tentang dugaan pelecehan seksual yang ada dalam laporan akhir mereka.  Ada deskripsi yang sangat jelas dan mengejutkan.  

Bahas Temuan Kasus Pelecehan Seksual, Para Uskup Portugal Siap Gelar Pertemuan Luar Biasa Awal Maret 

Para uskup Portugal akan membahas laporan itu dalam pertemuan luar biasa tanggal 3 Maret mendatang.  Pertemuan itu dilangsungkan lebih dari 30 tahun setelah skandal itu pertama kali mencuat di Irlandia dan Australia; dan 20 tahun setelah terungkap di Amerika.   

Panel itu mengatakan batas waktu penuntutan (statue of limitations) pada sebagian besar kasus yang dituduhkan telah kedaluwarsa sehingga sejauh ini hanya 25 tuduhan yang diajukan ke jaksa.

Laporan itu, yang dikritik oleh beberapa orang karena sudah lama tertunda, muncul empat tahun setelah Paus Fransiskus mengumpulkan para pemimpin gereja dari seluruh dunia di Vatikan untuk mengatasi krisis pelecehan seksual di gereja.  

Laporan Dinilai Sebagai Momentum Perbaikan 

Bagi Antonio Marujo, seorang wartawan yang meliput agama selama puluhan tahun di tanah airnya, Portugal, gereja kini perlu menunjukkan tindakan yang tidak sebatas kata-kata guna menjawab “tuntutan masyarakat dan opini publik.”

Bagi Marujo, masalah ini menjadi lebih relevan karena Portugal bersiap menjadi tuan rumah Hari Pemuda Sedunia bulan Agustus mendatang di Lisbon, dan diperkirakan dihadiri Paus Fransiskus.  “Gereja perlu menunjukkan sikap untuk mengubah perilaku dan membuat jalur yang lebih aman bagi orang muda, anak-anak dan orang yang rentan; jika tidak maka kesempatan ini akan sirna,” ujarnya mengacu pada acara tersebut.  [em/ka]   

Ketua Konferensi Waligereja Portugal, Uskup José Ornelas, Senin malam (13/2) meminta maaf kepada para korban kemungkinan pelecehan seksual, dan secara khusus meminta maaf karena gereja gagal memahami skala masalahnya.    

Dalam sebuah pernyataan yang dibacakannya, Ornelas mengatakan pelecehan seksual anak-anak adalah “kejahatan keji,” dan bahwa “ini adalah luka terbuka yang menyakitkan dan membuat kami malu.  Kami meminta maaf kepada semua korban, kepada mereka yang berani tampil dengan kesaksian yang telah tersembunyi begitu lama, dan kepada mereka yang masih hidup dengan menanggung rasa sakit yang terkunci di dalam dirinya tanpa berbagi dengan siapa pun.”   

Lebih dari 4.800 orang kemungkinan telah menjadi korban pelecehan seksual anak-anak di Gereja Katholik Portugal.  Panel yang menyelidiki pelecehan seksual di gereja itu, dalam konferensi pers yang menguraikan temuan mereka, mengatakan 512 korban yang diduga menjadi korban telah mengungkapkan kisah mereka.  

Komite Independen untuk Studi Pelecehan Anak di Gereja Katholik yang dibentuk oleh para uskup lebih dari setahun lalu dan terdiri dari beberapa psikiater, mantan hakim Mahkamah Agung dan seorang pekerja sosial mendapati fakta yang bertentangan dengan klaim sebelumnya oleh pejabat senior gereja di Portugal yang mengatakan hanya beberapa kasus yang terjadi. Komite ini menyelidiki dugaan kasus pelecehan seksual sejak tahun 1950 dan seterusnya. 

Beberapa pastor senior duduk di barisan depan auditorium di mana para anggota panel itu membacakan beberapa laporan mengerikan tentang dugaan pelecehan seksual yang ada dalam laporan akhir mereka.  Ada deskripsi yang sangat jelas dan mengejutkan.  

Bahas Temuan Kasus Pelecehan Seksual, Para Uskup Portugal Siap Gelar Pertemuan Luar Biasa Awal Maret 

Para uskup Portugal akan membahas laporan itu dalam pertemuan luar biasa tanggal 3 Maret mendatang.  Pertemuan itu dilangsungkan lebih dari 30 tahun setelah skandal itu pertama kali mencuat di Irlandia dan Australia; dan 20 tahun setelah terungkap di Amerika.   

Panel itu mengatakan batas waktu penuntutan (statue of limitations) pada sebagian besar kasus yang dituduhkan telah kedaluwarsa sehingga sejauh ini hanya 25 tuduhan yang diajukan ke jaksa.

Laporan itu, yang dikritik oleh beberapa orang karena sudah lama tertunda, muncul empat tahun setelah Paus Fransiskus mengumpulkan para pemimpin gereja dari seluruh dunia di Vatikan untuk mengatasi krisis pelecehan seksual di gereja.  

Laporan Dinilai Sebagai Momentum Perbaikan 

Bagi Antonio Marujo, seorang wartawan yang meliput agama selama puluhan tahun di tanah airnya, Portugal, gereja kini perlu menunjukkan tindakan yang tidak sebatas kata-kata guna menjawab “tuntutan masyarakat dan opini publik.”

Bagi Marujo, masalah ini menjadi lebih relevan karena Portugal bersiap menjadi tuan rumah Hari Pemuda Sedunia bulan Agustus mendatang di Lisbon, dan diperkirakan dihadiri Paus Fransiskus.  “Gereja perlu menunjukkan sikap untuk mengubah perilaku dan membuat jalur yang lebih aman bagi orang muda, anak-anak dan orang yang rentan; jika tidak maka kesempatan ini akan sirna,” ujarnya mengacu pada acara tersebut.  [em/ka]   

Sedikitnya 50 Orang Ditangkap terkait Pembantai Tersangka Penista Agama di Pakistan

Polisi Pakistan menangkap sedikitnya 50 tersangka penculikan dan pembunuhan terhadap seorang pria yang ditahan atas tuduhan penistaan agama, kata para pejabat, Senin (13/2).

Massa yang terdiri dari ratusan Muslim yang marah menyerbu kantor polisi di distrik Nankana di Provinsi Punjab timur pada hari Sabtu (11/2). Mereka mendapat informasi bahwa seorang pria yang diidentifikasi hanya sebagai Waris telah menodai kitab suci umat Islam, Al-Qur’an.

Menurut kepala polisi distrik, Babar Sarfraz Alpa, massa menuduh Waris menempelkan gambar dirinya, istrinya, dan sebilah pisau di sela-sela halaman kitab suci itu, memamerkannya dan melemparkannya ke jalanan.

Tuduhan penistaan agama bisa dikenai hukuman mati berdasarkan undang-undang Pakistan.

Para pejabat mengatakan massa menyerbu kantor polisi Warburton pada Sabtu (11/2). Beberapa menggunakan tangga kayu untuk memanjat tembok dan membuka gerbang utama, sehingga massa bisa masuk. Pada saat bala bantuan polisi sampai di lokasi untuk menyelamatkan nyawa napi, massa sudah menggantungnya dan hendak membakar tubuhnya. Polisi membubarkan massa itu.

Pada Senin (13/2), Alpa mengatakan polisi telah menangkap sedikitnya 50 orang karena berpartisipasi dalam serangan itu Ia mengatakan lebih banyak penggerebekan sedang dilakukan untuk menangkap para tersangka lainnya.

Kelompok-kelompok HAM internasional dan Pakistan mengatakan tuduhan penistaan agama sering digunakan untuk mengintimidasi kelompok-kelompok agama minoritas dan menyelesaikan masalah pribadi. Pemerintah Pakistan telah lama berada di bawah tekanan untuk mengubah undang-undang penistaan agama, sesuatu yang sangat ditentang oleh para Islamis.

Pria yang terbunuh, Waris, ditangkap pada 2019 atas tuduhan penodaan agama dan dipenjara hingga pertengahan 2022.

Polisi mengatakan Waris kembali menodai Al-Qur’an, dan beberapa saksi yang melihat aksinya itu menangkap dan memukulinya. Polisi menahan Waris. Namun, massa kemudian menyerang kantor polisi dan membunuhnya. Mereka mengatakan mereka menghukumnya karena menghina Al-Qur’an.

Sebuah pernyataan mengatakan pihak berwenang telah memecat kepala kantor polisi dan wakil pengawas wilayah itu karena lalai dalam mencegah serangan itu. [ab/lt]

 

Polisi Pakistan menangkap sedikitnya 50 tersangka penculikan dan pembunuhan terhadap seorang pria yang ditahan atas tuduhan penistaan agama, kata para pejabat, Senin (13/2).

Massa yang terdiri dari ratusan Muslim yang marah menyerbu kantor polisi di distrik Nankana di Provinsi Punjab timur pada hari Sabtu (11/2). Mereka mendapat informasi bahwa seorang pria yang diidentifikasi hanya sebagai Waris telah menodai kitab suci umat Islam, Al-Qur’an.

Menurut kepala polisi distrik, Babar Sarfraz Alpa, massa menuduh Waris menempelkan gambar dirinya, istrinya, dan sebilah pisau di sela-sela halaman kitab suci itu, memamerkannya dan melemparkannya ke jalanan.

Tuduhan penistaan agama bisa dikenai hukuman mati berdasarkan undang-undang Pakistan.

Para pejabat mengatakan massa menyerbu kantor polisi Warburton pada Sabtu (11/2). Beberapa menggunakan tangga kayu untuk memanjat tembok dan membuka gerbang utama, sehingga massa bisa masuk. Pada saat bala bantuan polisi sampai di lokasi untuk menyelamatkan nyawa napi, massa sudah menggantungnya dan hendak membakar tubuhnya. Polisi membubarkan massa itu.

Pada Senin (13/2), Alpa mengatakan polisi telah menangkap sedikitnya 50 orang karena berpartisipasi dalam serangan itu Ia mengatakan lebih banyak penggerebekan sedang dilakukan untuk menangkap para tersangka lainnya.

Kelompok-kelompok HAM internasional dan Pakistan mengatakan tuduhan penistaan agama sering digunakan untuk mengintimidasi kelompok-kelompok agama minoritas dan menyelesaikan masalah pribadi. Pemerintah Pakistan telah lama berada di bawah tekanan untuk mengubah undang-undang penistaan agama, sesuatu yang sangat ditentang oleh para Islamis.

Pria yang terbunuh, Waris, ditangkap pada 2019 atas tuduhan penodaan agama dan dipenjara hingga pertengahan 2022.

Polisi mengatakan Waris kembali menodai Al-Qur’an, dan beberapa saksi yang melihat aksinya itu menangkap dan memukulinya. Polisi menahan Waris. Namun, massa kemudian menyerang kantor polisi dan membunuhnya. Mereka mengatakan mereka menghukumnya karena menghina Al-Qur’an.

Sebuah pernyataan mengatakan pihak berwenang telah memecat kepala kantor polisi dan wakil pengawas wilayah itu karena lalai dalam mencegah serangan itu. [ab/lt]

 

DPR-Pemerintah Sepakati Biaya Haji Tahun Ini Rp 49,8 Juta

Pemerintah dan DPR RI, Rabu malam (15/2) sepakati biaya haji tahun 2023, per jemaah sebesar Rp49.8 juta. 

Pemerintah dan DPR RI, Rabu malam (15/2) sepakati biaya haji tahun 2023, per jemaah sebesar Rp49.8 juta. 

Umrah Bareng Orang Ternama, Komersialisasi Ibadah?

Umrah bareng orang ternama, mulai dari ustaz kondang hingga artis, diyakini ampuh menarik calon jemaah. Namun tidak semua biro perjalanan melakukannya dan lebih banyak calon jemaah tidak peduli.

Umrah bareng orang ternama, mulai dari ustaz kondang hingga artis, diyakini ampuh menarik calon jemaah. Namun tidak semua biro perjalanan melakukannya dan lebih banyak calon jemaah tidak peduli.

Polisi Los Angeles Tangkap Tersangka Pembunuh Uskup

Pihak berwenang di Los Angeles mengatakan seorang pria yang ditangkap Senin (20/2) dalam kasus pembunuhan seorang uskup Katolik berusia 69 tahun Sabtu (18/2) lalu adalah suami dari pengurus rumah tangga korban dan pernah bekerja di kediaman korban.

Sheriff Los Angeles County Robert Luna mengatakan setelah penangkapan Carlos Medina di rumahnya bahwa senjata yang mungkin terkait dengan pembunuhan itu juga disita.

“Langkah selanjutnya adalah menyajikan semua bukti yang telah kami kumpulkan dan mengupayakan tuntutan pidana terhadap Madina,” kata Sheriff Robert Luna.

Uskup pembantu David O’Connell ditembak mati, Sabtu (18/2) di kamar tidur rumahnya di Hacienda Heights sekitar 30 kilometer sebelah timur pusat kota Los Angeles.

Sheriff mengatakan detektif pertama kali mengaitkan Medina dengan kejahatan tersebut setelah menemukan rekaman CCTV yang menunjukkan mobilnya di jalan masuk kediaman Uskup O’Connell.

O’Connell bekerja di Los Angeles Selatan selama bertahun-tahun dengan fokus pada intervensi geng, lapor Angelus News.

Dalam beberapa tahun terakhir dia juga memelopori upaya gereja Katolik di wilayah itu untuk membantu anak-anak dan keluarga imigran dari Amerika Tengah. [lt/ab]

Pihak berwenang di Los Angeles mengatakan seorang pria yang ditangkap Senin (20/2) dalam kasus pembunuhan seorang uskup Katolik berusia 69 tahun Sabtu (18/2) lalu adalah suami dari pengurus rumah tangga korban dan pernah bekerja di kediaman korban.

Sheriff Los Angeles County Robert Luna mengatakan setelah penangkapan Carlos Medina di rumahnya bahwa senjata yang mungkin terkait dengan pembunuhan itu juga disita.

“Langkah selanjutnya adalah menyajikan semua bukti yang telah kami kumpulkan dan mengupayakan tuntutan pidana terhadap Madina,” kata Sheriff Robert Luna.

Uskup pembantu David O’Connell ditembak mati, Sabtu (18/2) di kamar tidur rumahnya di Hacienda Heights sekitar 30 kilometer sebelah timur pusat kota Los Angeles.

Sheriff mengatakan detektif pertama kali mengaitkan Medina dengan kejahatan tersebut setelah menemukan rekaman CCTV yang menunjukkan mobilnya di jalan masuk kediaman Uskup O’Connell.

O’Connell bekerja di Los Angeles Selatan selama bertahun-tahun dengan fokus pada intervensi geng, lapor Angelus News.

Dalam beberapa tahun terakhir dia juga memelopori upaya gereja Katolik di wilayah itu untuk membantu anak-anak dan keluarga imigran dari Amerika Tengah. [lt/ab]

Gereja Didorong Lebih Peduli pada Isu Kekerasan Seksual

Kekerasan seksual di lingkungan komunitas keagamaan terus meningkat belakangan ini. Peran lembaga agama seperti gereja dibutuhkan, setidaknya untuk menyadarkan korban bahwa kejahatan ini tidak tabu untuk dipersoalkan.

Kekerasan seksual di lingkungan komunitas keagamaan terus meningkat belakangan ini. Peran lembaga agama seperti gereja dibutuhkan, setidaknya untuk menyadarkan korban bahwa kejahatan ini tidak tabu untuk dipersoalkan.

Alkitab Tertua di Dunia Mungkin Bisa Terjual Hingga US$50 Juta di Rumah Lelang Sotheby

Alkitab Ibrani tertua dan terlengkap di dunia akan dipajang di London mulai bulan Maret sebelum dilelang pada bulan Mei mendatang. Alkitab tertua itu kemungkinan dapat terjual hinggal 50 juta dolar, menurut rumah lelang Sotheby.

Seandainya kitab suci berusia 1.000 tahun itu terjual mendekati 50 juta dolar, The Codex Sassoon (Alkitab Ibrani kuno) itu akan menjadi dokumen sejarah termahal yang pernah terjual di pelelangan, menurut rumah lelang Sotheby.

Investor milyarder Kenneth Griffin mencetak rekor pada tahun 2021 ketika ia membeli salinan edisi pertama dokumen Konstitusi Amerika seharga 43,2 juta dollar.

Kepada Reuters, Sharon Liberman Mintz, konsultan senior Naskah Kuno Yahudi dan Ibrani di rumah lelang Sotheby memperlihatkan halaman Alkitab tertua itu.

“Dalam halaman ini, tertera teks Sepuluh Perintah Tuhan. Bagian itu dimulai dari kolom ini yang berbunyi, Sayalah Tuhan Allahmu. Teks itu dilanjutkan dengan ingat dan kuduskan hari Sabath, terus ke kolom berikut, hormatilah ayah dan ibumu, dan seterusnya,” jelasnya.

Alkitab tertua yang terdiri dari kumpulan naskah kuno itu disebut “The Codex Sassoon” sesuai dengan nama pemilik sebelumnya, David Solomon Sassoon. Ia membeli Alkitab tertua itu pada tahun 1929 dan membuat salah satu koleksi pribadi paling signifikan abad ke-20, yang terdiri dari naskah kuno Yahudi dan Ibrani.

Dokumen itu memberikan tautan penting yang menghubungkan tradisi lisan Yahudi dengan Alkitab Ibrani modern.

Sharon mengungkapkan, “Dapat membuka kitab dan membaca teks Sabda Tuhan, ribuan tahun setelah buku ditulis adalah sangat menakjubkan. Menyadari bahwa kitab ini sudah diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya dan dikoleksi oleh dua orang kolektor hebat pada abad 20, adalah hal yang sangat mengetarkan. Alkitab ini dibeli dan muncul kembali pada abad ke-20 ketika David Solomon Sassoon membelinya pada tahun 1929 dan kini dimiliki oleh Jacqui Safra yang membelinya pada tahun 1989 lewat rumah lelang Sotheby.”

Jacqui Safra, seorang kolektor yang kini memiliki Alkitab kuno itu melakukan penanggalan karbon dan memastikan bahwa usia Alkitab tersebut lebih tua daripada the Aleppo Codex dan the Leningrad Codex, dua Alkitab Ibrani utama dari masa awal, menurut rumah lelang Sotheby.

Sotheby mengatakan, the Codex Sassoon diperkirakan berasal dari abad 9 akhir atau awal abad 10 secara ilmiah dan paleografis serta mengandung hampir keseluruhan isi Alkitab.

“Alkitab ini sangat penting karena mengandung catatan yang ditulis oleh para masoret antara abad ke-7 dan abad ke-9. Catatan-catatan ini, yang merupakan standar teks Alkitab ada di bagian atas dan bawah teks, juga di antara kolom-kolom di halaman itu. Ini merupakan salah satu dari dokumen paling awal dan merupakan Alkitab Ibrani hampir terlengkap dari tahun 900,” lanjut Sharon.

Kopi naskah Alkitab tertua yang pernah ditemukan adalah Gulungan Naskah Laut Mati yang ditemukan di dalam gua pada tahun 1947. Publik akan dapat melihat the codex atau manuskrip kuno dalam bentuk kitab itu untuk kali pertama dalam 40 tahun di London pada awal Maret. Alkitab kuno tersebut lalu akan dipamerkan di Tel Aviv, Dallas, Los Angeles dan di New York pada bulan Mei mendatang. [lj/lt]

Alkitab Ibrani tertua dan terlengkap di dunia akan dipajang di London mulai bulan Maret sebelum dilelang pada bulan Mei mendatang. Alkitab tertua itu kemungkinan dapat terjual hinggal 50 juta dolar, menurut rumah lelang Sotheby.

Seandainya kitab suci berusia 1.000 tahun itu terjual mendekati 50 juta dolar, The Codex Sassoon (Alkitab Ibrani kuno) itu akan menjadi dokumen sejarah termahal yang pernah terjual di pelelangan, menurut rumah lelang Sotheby.

Investor milyarder Kenneth Griffin mencetak rekor pada tahun 2021 ketika ia membeli salinan edisi pertama dokumen Konstitusi Amerika seharga 43,2 juta dollar.

Kepada Reuters, Sharon Liberman Mintz, konsultan senior Naskah Kuno Yahudi dan Ibrani di rumah lelang Sotheby memperlihatkan halaman Alkitab tertua itu.

“Dalam halaman ini, tertera teks Sepuluh Perintah Tuhan. Bagian itu dimulai dari kolom ini yang berbunyi, Sayalah Tuhan Allahmu. Teks itu dilanjutkan dengan ingat dan kuduskan hari Sabath, terus ke kolom berikut, hormatilah ayah dan ibumu, dan seterusnya,” jelasnya.

Alkitab tertua yang terdiri dari kumpulan naskah kuno itu disebut “The Codex Sassoon” sesuai dengan nama pemilik sebelumnya, David Solomon Sassoon. Ia membeli Alkitab tertua itu pada tahun 1929 dan membuat salah satu koleksi pribadi paling signifikan abad ke-20, yang terdiri dari naskah kuno Yahudi dan Ibrani.

Dokumen itu memberikan tautan penting yang menghubungkan tradisi lisan Yahudi dengan Alkitab Ibrani modern.

Sharon mengungkapkan, “Dapat membuka kitab dan membaca teks Sabda Tuhan, ribuan tahun setelah buku ditulis adalah sangat menakjubkan. Menyadari bahwa kitab ini sudah diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya dan dikoleksi oleh dua orang kolektor hebat pada abad 20, adalah hal yang sangat mengetarkan. Alkitab ini dibeli dan muncul kembali pada abad ke-20 ketika David Solomon Sassoon membelinya pada tahun 1929 dan kini dimiliki oleh Jacqui Safra yang membelinya pada tahun 1989 lewat rumah lelang Sotheby.”

Jacqui Safra, seorang kolektor yang kini memiliki Alkitab kuno itu melakukan penanggalan karbon dan memastikan bahwa usia Alkitab tersebut lebih tua daripada the Aleppo Codex dan the Leningrad Codex, dua Alkitab Ibrani utama dari masa awal, menurut rumah lelang Sotheby.

Sotheby mengatakan, the Codex Sassoon diperkirakan berasal dari abad 9 akhir atau awal abad 10 secara ilmiah dan paleografis serta mengandung hampir keseluruhan isi Alkitab.

“Alkitab ini sangat penting karena mengandung catatan yang ditulis oleh para masoret antara abad ke-7 dan abad ke-9. Catatan-catatan ini, yang merupakan standar teks Alkitab ada di bagian atas dan bawah teks, juga di antara kolom-kolom di halaman itu. Ini merupakan salah satu dari dokumen paling awal dan merupakan Alkitab Ibrani hampir terlengkap dari tahun 900,” lanjut Sharon.

Kopi naskah Alkitab tertua yang pernah ditemukan adalah Gulungan Naskah Laut Mati yang ditemukan di dalam gua pada tahun 1947. Publik akan dapat melihat the codex atau manuskrip kuno dalam bentuk kitab itu untuk kali pertama dalam 40 tahun di London pada awal Maret. Alkitab kuno tersebut lalu akan dipamerkan di Tel Aviv, Dallas, Los Angeles dan di New York pada bulan Mei mendatang. [lj/lt]

Paus Fransiskus Menyerukan Perdamaian di Ukraina

Paus Fransiskus menandai peringatan perang di Ukraina dengan menyerukan gencatan senjata dan memperingatkan bahwa Rusia tidak akan pernah mencapai “kemenangan sejati” yang dibangun di atas puing-puing.

Dalam acara audiensi umum mingguannya pada hari Rabu (22/2), Paus Fransiskus mengatakan: “Kami tetap dekat dengan orang-orang yang teraniaya di Ukraina yang terus menderita dan kami bertanya pada diri sendiri: Apakah semuanya telah dilakukan untuk menghentikan perang?”

Dia mengatakan korban perang “berbicara untuk dirinya sendiri” dalam hal kematian, luka, tunawisma dan kehancuran ekonomi dan sosial.

“Dapatkah Tuhan mengampuni begitu banyak kejahatan dan kekerasan? Saya memohon kepada mereka yang bertanggung jawab atas negara-negara untuk secara konkret berkomitmen mengakhiri konflik, mencapai gencatan senjata, dan memulai negosiasi perdamaian,” ujarnya.

“Apa yang dibangun di atas puing-puing tidak akan pernah menjadi kemenangan sejati,” katanya, tanpa menyebut nama Rusia. [lt/ab]

Paus Fransiskus menandai peringatan perang di Ukraina dengan menyerukan gencatan senjata dan memperingatkan bahwa Rusia tidak akan pernah mencapai “kemenangan sejati” yang dibangun di atas puing-puing.

Dalam acara audiensi umum mingguannya pada hari Rabu (22/2), Paus Fransiskus mengatakan: “Kami tetap dekat dengan orang-orang yang teraniaya di Ukraina yang terus menderita dan kami bertanya pada diri sendiri: Apakah semuanya telah dilakukan untuk menghentikan perang?”

Dia mengatakan korban perang “berbicara untuk dirinya sendiri” dalam hal kematian, luka, tunawisma dan kehancuran ekonomi dan sosial.

“Dapatkah Tuhan mengampuni begitu banyak kejahatan dan kekerasan? Saya memohon kepada mereka yang bertanggung jawab atas negara-negara untuk secara konkret berkomitmen mengakhiri konflik, mencapai gencatan senjata, dan memulai negosiasi perdamaian,” ujarnya.

“Apa yang dibangun di atas puing-puing tidak akan pernah menjadi kemenangan sejati,” katanya, tanpa menyebut nama Rusia. [lt/ab]

Paus Fransiskus Kenang Perjalanannya di Peringatan 10 Tahun sebagai Paus

Paus Fransiskus merayakan tahun ke-10 sejak ia terpilih sebagai Paus pada Senin (13/3). Periode kepemimpinannya jauh melampaui “dua atau tiga” tahun yang pernah dia bayangkan untuk masa kepausannya. Kini, belum ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa ia akan segera menanggalkan jabatannya itu.

Sebaliknya, dengan agenda yang penuh akan rencana ke depan dan tidak lagi dibebani oleh bayang-bayang Paus Benediktus XVI, Paus Fransiskus, 86, tidak lagi berbicara soal pensiun dan baru-baru ini menggambarkan kepausan sebagai tugas seumur hidup.

Paus Fransiskus, yang merupakan paus pertama dalam sejarah yang berasal dari Amerika Latin, telah membuat sejumlah pencapaian dan dapat memberikan dampak yang lebih besar pada tahun-tahun mendatang. Namun satu dekade yang lalu, pastor Yesuit asal Argentina itu begitu yakin dia tidak akan terpilih sebagai paus sehingga dia hampir melewatkan pemungutan suara terakhir di Kapel Sistina.

Dalam wawancara terbaru dengan Associated Press, Paus Fransiskus mengungkapkan bahwa tidak pernah terlintas dalam pikirannya bahwa dia bisa menjadi seorang Paus.

Berbicara tentang kenangan pemilihannya, dia menceritakan bagaimana dia tiba di Vatikan dengan sebuah koper kecil. “Saya datang ke sini dengan sadar saya akan kembali (pulang),” katanya.

Selama jeda pemungutan suara pada 13 Maret 2013, dia, dan Kardinal Gianfranco Ravasi sedang berjalan-jalan di ruang lukisan dinding di luar kapel dan begitu larut dalam percakapan tentang Kitab Ayub sehingga mereka tidak menyadari sesi telah dilanjutkan.

“Pemimpin upacara keluar dan mengatakan, ‘Kamu mau masuk atau tidak?’” kenangnya. “Saya kemudian menyadari bahwa itu adalah penolakan bawah sadar saya untuk masuk.”

Dia terpilih sebagai paus ke-266 pada pemungutan suara berikutnya dan mengambil nama Fransiskus.

Pada malam hari tanggal 13 Maret 2013, segera setelah pemilihannya, Paus Fransiskus tampak tersenyum di balkon Basilika Santo Petrus untuk pertama kalinya berbicara kepada umat yang bersorak sorai dalam bahasa Italia hanya dengan mengatakan, “selamat malam.”

“Saya merasakannya dengan kedamaian, ketenangan yang sangat luar biasa. Dengan kata lain, ada ketidaksadaran yang sehat yang Tuhan berikan kepada kita pada saat-saat sulit,” katanya tentang momen bersejarah dan emosional dalam hidupnya tersebut. [lt/rs]

Paus Fransiskus merayakan tahun ke-10 sejak ia terpilih sebagai Paus pada Senin (13/3). Periode kepemimpinannya jauh melampaui “dua atau tiga” tahun yang pernah dia bayangkan untuk masa kepausannya. Kini, belum ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa ia akan segera menanggalkan jabatannya itu.

Sebaliknya, dengan agenda yang penuh akan rencana ke depan dan tidak lagi dibebani oleh bayang-bayang Paus Benediktus XVI, Paus Fransiskus, 86, tidak lagi berbicara soal pensiun dan baru-baru ini menggambarkan kepausan sebagai tugas seumur hidup.

Paus Fransiskus, yang merupakan paus pertama dalam sejarah yang berasal dari Amerika Latin, telah membuat sejumlah pencapaian dan dapat memberikan dampak yang lebih besar pada tahun-tahun mendatang. Namun satu dekade yang lalu, pastor Yesuit asal Argentina itu begitu yakin dia tidak akan terpilih sebagai paus sehingga dia hampir melewatkan pemungutan suara terakhir di Kapel Sistina.

Dalam wawancara terbaru dengan Associated Press, Paus Fransiskus mengungkapkan bahwa tidak pernah terlintas dalam pikirannya bahwa dia bisa menjadi seorang Paus.

Berbicara tentang kenangan pemilihannya, dia menceritakan bagaimana dia tiba di Vatikan dengan sebuah koper kecil. “Saya datang ke sini dengan sadar saya akan kembali (pulang),” katanya.

Selama jeda pemungutan suara pada 13 Maret 2013, dia, dan Kardinal Gianfranco Ravasi sedang berjalan-jalan di ruang lukisan dinding di luar kapel dan begitu larut dalam percakapan tentang Kitab Ayub sehingga mereka tidak menyadari sesi telah dilanjutkan.

“Pemimpin upacara keluar dan mengatakan, ‘Kamu mau masuk atau tidak?’” kenangnya. “Saya kemudian menyadari bahwa itu adalah penolakan bawah sadar saya untuk masuk.”

Dia terpilih sebagai paus ke-266 pada pemungutan suara berikutnya dan mengambil nama Fransiskus.

Pada malam hari tanggal 13 Maret 2013, segera setelah pemilihannya, Paus Fransiskus tampak tersenyum di balkon Basilika Santo Petrus untuk pertama kalinya berbicara kepada umat yang bersorak sorai dalam bahasa Italia hanya dengan mengatakan, “selamat malam.”

“Saya merasakannya dengan kedamaian, ketenangan yang sangat luar biasa. Dengan kata lain, ada ketidaksadaran yang sehat yang Tuhan berikan kepada kita pada saat-saat sulit,” katanya tentang momen bersejarah dan emosional dalam hidupnya tersebut. [lt/rs]