India Rayakan Kemenangan 2 Oscar

India merayakan dua penghargaan Oscar yang diraihnya, Senin pagi waktu India (13/3), atau Minggu malam waktu AS, dengan antusisme tinggi.

“Naatu Naatu”, yang menjadi lagu tema film laris epik aksi berbahasa Telugu “RRR”, meraih penghargaan sebagai lagu orisinal terbaik.

“The Elephant Whisperers” yang juga produksi India, dinobatkan sebagai film dokumenter pendek terbaik. Film dokumenter yang disiarkan di Netflix ini mengikuti kisah pasangan di India Selatan yang mengabdikan diri untuk merawat gajah yatim piatu dan mengeksplorasi ikatan antara manusia dan hewan.

“Congratulations India” menjadi trending di Twitter setelah “Naatu Naatu” yang diciptakan M.M. Keeravani dan Chandrabose mengungguli Rihanna dan Lady Gaga dalam meraih penghargaan lagu orisinal terbaik.

Di kota Hyderabad di India Selatan, di mana bahasa utamanya adalah bahasa Telugu, para penggemar sangat gembira atas kemenangan global lagu Telugu tersebut. “Perasaan yang luar biasa. Akhirnya, sebuah film Telugu melakukannya dan kami telah memenangkan Oscar,” kata Venkata Ramanna, seorang insinyur piranti lunak, yang menggambarkan kemenangan itu sebagai “menggembirakan.”

Lagu yang sangat populer itu juga memenangkan penghargaan Golden Globe pada bulan Januari.

Media sosial di India dibanjiri dengan ucapan selamat dari selebriti dan politisi India hingga pemain kriket dan warga negara biasa.

“#NaatuNaatu di puncak dunia!!!” sorak Chiranjeevi, aktor film Telugu terkemuka dan mantan politikus, di Twitter.

Ia juga mengucapkan selamat kepada duo perempuan di balik “The Elephant Whisperers”, sutradara Kartiki Gonsalves dan produser Guneet Monga, karena menyoroti “pentingnya pembangunan berkelanjutan dan hidup selaras dengan alam.”

Monga mencuitkan pernyataan bahwa penghargaan itu “bersejarah” bagi India dan bagi perempuan: “Untuk semua wanita yang menonton …. Masa depan berani dan masa depan ada di sini,” tulisnya.

Licypriya Kangujam, seorang aktivis iklim di India, menyebut kemenangan film dokumenter tersebut sebagai momen yang membanggakan bagi setiap pecinta lingkungan.

Film laga RRR yang panjangnya tiga jam adalah salah satu film India paling mahal dan terlaris sepanjang masa. Film itu menampilkan dua bintang terbesar negara itu, N.T. Rama Rao Jr. dan Ram Charan.

Film itu juga dengan cepat naik tangga box-office AS sebelum menemukan penonton yang lebih luas di Netflix. Di layanan streaming itu, “RRR” menempati daftar 10 film berbahasa non-Inggris yang paling banyak ditonton selama berminggu-minggu.

“Naatu Naatu adalah emosi di seluruh dunia,” tulis Charan di Twitter saat ia memberi selamat kepada tim “RRR”. “Penghargaan ini milik setiap aktor, teknisi, dan penonton film India,” tulisnya.

Lagu tersebut direkam pada Agustus 2021 di depan Istana Mariinskyvi Ukraina, kediaman resmi presiden di Kyiv, beberapa bulan sebelum Rusia menginvasi negara tersebut. Para kru membutuhkan waktu 15 hari untuk merekam video musik, yang menampilkan sekitar 50 tarian dan hingga 400 penari pendukung.

Dalam wawancara dengan majalah Variety pada bulan Januari, sutradara S.S. Rajamouli mengatakan ia ingin mengeksplorasi tema antikolonial dalam lagu film tersebut melalui rangkaian aksi yang menampilkan dua aktor utama India menari lebih baik daripada orang-orang Inggris. Ia berkata ia menginginkan koreografi “yang akan terlihat bagus dengan dua orang melakukannya bersama, tetapi tidak terlalu rumit sehingga tidak ada yang tidak bisa melakukannya.”

Langkah tari yang cepat dan enerjik dengan latar lagu “Naatu Naatu” dengan cepat menjadi viral di internet. Banyak orang meniru gerakannya di TikTok. Lagu itu sendiri telah ditonton sedikitnya 146 juta kali di YouTube. [ab/uh]

India merayakan dua penghargaan Oscar yang diraihnya, Senin pagi waktu India (13/3), atau Minggu malam waktu AS, dengan antusisme tinggi.

“Naatu Naatu”, yang menjadi lagu tema film laris epik aksi berbahasa Telugu “RRR”, meraih penghargaan sebagai lagu orisinal terbaik.

“The Elephant Whisperers” yang juga produksi India, dinobatkan sebagai film dokumenter pendek terbaik. Film dokumenter yang disiarkan di Netflix ini mengikuti kisah pasangan di India Selatan yang mengabdikan diri untuk merawat gajah yatim piatu dan mengeksplorasi ikatan antara manusia dan hewan.

“Congratulations India” menjadi trending di Twitter setelah “Naatu Naatu” yang diciptakan M.M. Keeravani dan Chandrabose mengungguli Rihanna dan Lady Gaga dalam meraih penghargaan lagu orisinal terbaik.

Di kota Hyderabad di India Selatan, di mana bahasa utamanya adalah bahasa Telugu, para penggemar sangat gembira atas kemenangan global lagu Telugu tersebut. “Perasaan yang luar biasa. Akhirnya, sebuah film Telugu melakukannya dan kami telah memenangkan Oscar,” kata Venkata Ramanna, seorang insinyur piranti lunak, yang menggambarkan kemenangan itu sebagai “menggembirakan.”

Lagu yang sangat populer itu juga memenangkan penghargaan Golden Globe pada bulan Januari.

Media sosial di India dibanjiri dengan ucapan selamat dari selebriti dan politisi India hingga pemain kriket dan warga negara biasa.

“#NaatuNaatu di puncak dunia!!!” sorak Chiranjeevi, aktor film Telugu terkemuka dan mantan politikus, di Twitter.

Ia juga mengucapkan selamat kepada duo perempuan di balik “The Elephant Whisperers”, sutradara Kartiki Gonsalves dan produser Guneet Monga, karena menyoroti “pentingnya pembangunan berkelanjutan dan hidup selaras dengan alam.”

Monga mencuitkan pernyataan bahwa penghargaan itu “bersejarah” bagi India dan bagi perempuan: “Untuk semua wanita yang menonton …. Masa depan berani dan masa depan ada di sini,” tulisnya.

Licypriya Kangujam, seorang aktivis iklim di India, menyebut kemenangan film dokumenter tersebut sebagai momen yang membanggakan bagi setiap pecinta lingkungan.

Film laga RRR yang panjangnya tiga jam adalah salah satu film India paling mahal dan terlaris sepanjang masa. Film itu menampilkan dua bintang terbesar negara itu, N.T. Rama Rao Jr. dan Ram Charan.

Film itu juga dengan cepat naik tangga box-office AS sebelum menemukan penonton yang lebih luas di Netflix. Di layanan streaming itu, “RRR” menempati daftar 10 film berbahasa non-Inggris yang paling banyak ditonton selama berminggu-minggu.

“Naatu Naatu adalah emosi di seluruh dunia,” tulis Charan di Twitter saat ia memberi selamat kepada tim “RRR”. “Penghargaan ini milik setiap aktor, teknisi, dan penonton film India,” tulisnya.

Lagu tersebut direkam pada Agustus 2021 di depan Istana Mariinskyvi Ukraina, kediaman resmi presiden di Kyiv, beberapa bulan sebelum Rusia menginvasi negara tersebut. Para kru membutuhkan waktu 15 hari untuk merekam video musik, yang menampilkan sekitar 50 tarian dan hingga 400 penari pendukung.

Dalam wawancara dengan majalah Variety pada bulan Januari, sutradara S.S. Rajamouli mengatakan ia ingin mengeksplorasi tema antikolonial dalam lagu film tersebut melalui rangkaian aksi yang menampilkan dua aktor utama India menari lebih baik daripada orang-orang Inggris. Ia berkata ia menginginkan koreografi “yang akan terlihat bagus dengan dua orang melakukannya bersama, tetapi tidak terlalu rumit sehingga tidak ada yang tidak bisa melakukannya.”

Langkah tari yang cepat dan enerjik dengan latar lagu “Naatu Naatu” dengan cepat menjadi viral di internet. Banyak orang meniru gerakannya di TikTok. Lagu itu sendiri telah ditonton sedikitnya 146 juta kali di YouTube. [ab/uh]

Ibu Michelle Yeoh dan Malaysia Rayakan Kemenangan Oscar Si Aktris Serba Bisa

“Malaysia boleh!” teriak ibu Michelle Yeoh saat melakukan percakapan lewat video dengan putrinya beberapa menit sebelum artis berkebangsaan Malaysia tersebut berhasil memenangkan Piala Oscar. Teriakan ibu Yeoh sendiri bukan tanpa arti, tetapi slogan yang biasa digunakan warga negara Jiran itu untuk mengungkapkan “Malaysia bisa melakukannya!”

Ibu Michelle Yeoh menangis setelah putrinya menjadi orang Asia pertama yang menang Oscar untuk aktris terbaik.

“Saya sangat senang… Saya bangga dengan putri saya. Dia pekerja keras,” kata Janet Yeoh kepada wartawan.

“Saya akan meneleponnya supaya kembali (ke Malaysia) dan segera merayakannya. Bulan depan adalah hari ulang tahun saya.”

Janet Yeoh, 84 tahun, memuji aktor tersebut sebagai anak yang cerdas dan pekerja keras serta berbakti.

“Saya sangat mencintai putri saya dan ia telah membuat Malaysia bangga,” kata Janet Yeoh dalam konferensi pers di sebuah bioskop di Kuala Lumpur.

Janet Yeoh mengatakan ia sangat bangga dengan putrinya yang ingin menjadi balerina sebelum terjun ke dunia film. Ia mengatakan ia mendorong putrinya untuk mengeksplorasi bakatnya meskipun ada tentangan dari mendiang suaminya, seorang pengacara yang ia gambarkan berpikiran kuno.

Keluarga Yeoh dan dua menteri Kabinet termasuk di antara para pendukung yang bergembira atas kemenangan Yeoh selama pesta khusus Academy Awards di Malaysia pada Senin (13/3) pagi waktu setempat.

Dia dan kerabat lainnya serta teman-teman Yeoh berkumpul di siaran langsung perhelatan penghargaan di bioskop Kuala Lumpur. Acara nonton bareng tersebut diwarnai oleh sorak sorai, pelukan, dan air mata kegembiraan saat Yeoh keluar sebagai pemenang.

“Itu adalah momen yang mencengangkan,” kata keponakan Yeoh, Vicki.

“Saya tidak bisa berkata apa-apa, saya menangis. Semuanya terjadi begitu cepat. Kami sangat senang dia menang, bibi kami menang… Kami terus meyakinkah bibi: ‘Bibi akan menang… Bibi akan berdiri di atas panggung bersama pria emas itu,” katanya, mengacu pada patung Oscar.

Kebanggaan Asia

Dalam pidato penerimaannya, Yeoh mendedikasikan penghargaannya untuk ibunya dan berkata “semua ibu di dunia” adalah pahlawan super sejati.

Menteri Olahraga Hannah Yeoh, yang ikut menonton, segera memposting di media sosial: “Pernyataan yang paling menginspirasi kita semua –‘Ibu-ibu, jangan biarkan siapa pun memberi tahu Anda bahwa Anda telah melewati masa jaya Anda’ – Michelle Yeoh.”

Anggota parlemen Sim Tze Sin dan Wee Ka Siong berterima kasih kepada Michelle Yeoh karena telah mendobrak batasan bagi perempuan Asia dan Malaysia. Mereka memujinya karena menjadi ikon ketangguhan dan ketekunan.

Anggota parlemen Sim Tze Sin dan Wee Ka Siong berterima kasih kepada Michelle Yeoh karena telah mendobrak batasan bagi perempuan Asia dan Malaysia. Mereka memujinya karena menjadi ikon ketangguhan dan ketekunan.

Aktris Malaysia berusia 60 tahun itu memenangkan penghargaan atas perannya dalam film fiksi ilmiah “Everything Everywhere All at Once.” Ia berhasil mengalahkan Cate Blanchett yang telah lama difavoritkan memenangkan Oscar ketiganya untuk perannya film “Tar.”

“Everything Everywhere” menceritakan kisah seorang imigran China pemilik binatu yang terlibat pertempuran dengan penjahat super antardimensi — yang kebetulan adalah putrinya sendiri.

Emily Ng, seorang penggemar Yeoh, berkata: “Dia adalah kebanggaan bukan hanya untuk Malaysia, tapi juga kebanggaan Asia.”

Mantan gadis film legendaris James Bond itu lahir dari orang tua keturunan Malaysia-China pada 1962 di Kota Ipoh, 200 kilometer utara Ibu Kota Kuala Lumpur.

Ketika kecil ia menggeluti dunia tarian, lalu pergi ke Inggris untuk mempelajari balet.

Saat berlibur mengunjungi keluarga, sang ibu mendaftarkan Yeoh untuk turut dalam kontes Miss Malaysia secara sepihak.

“Saya setuju untuk (mengikuti kontes tersebut) agar ia bisa diam,” kata Yeoh, yang kemudian memenangkan kontes kecantikan itu, dalam sebuah acara bincang-bincang.

Cedera punggung membuatnya melepaskan karir menarinya, tetapi pada pertengahan 1980-an, dia menggunakan kontrol tubuh yang dia pelajari di balet untuk tampil di film laga bersama tokoh-tokoh seperti Jackie Chan.

Sejumlah film terkenal di mana Yeoh turut berperan adalah “Tomorrow Never Dies” pada 1997 bersama Pierce Brosnan,”Crouching Tiger Hidden Dragon” pada 2000, “Memoirs of a Geisha” pada 2005, dan komedi romantis “Crazy Rich Asians” pada 2018, sebagaimana dilansir dari Reuters.

Yeoh dianugerahi gelar “Tan Sri” oleh raja Malaysia pada 2013, salah satu gelar kehormatan tertinggi negara yang diberikan kepada warga sipil.

Sementara itu di Hong Kong, tempat Yeoh bekerja selama satu dekade sebelum menjadi bintang Hollywood, Sekretaris Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Kevin Yeung memberi selamat kepada Yeoh, menyebutnya sebagai “bintang yang bersinar dengan pencapaian yang mengesankan.”

“Ini adalah bukti kuatnya potensi talenta dan industri film Hong Kong,” katanya. [ah/rs] [ab/uh]

 

“Malaysia boleh!” teriak ibu Michelle Yeoh saat melakukan percakapan lewat video dengan putrinya beberapa menit sebelum artis berkebangsaan Malaysia tersebut berhasil memenangkan Piala Oscar. Teriakan ibu Yeoh sendiri bukan tanpa arti, tetapi slogan yang biasa digunakan warga negara Jiran itu untuk mengungkapkan “Malaysia bisa melakukannya!”

Ibu Michelle Yeoh menangis setelah putrinya menjadi orang Asia pertama yang menang Oscar untuk aktris terbaik.

“Saya sangat senang… Saya bangga dengan putri saya. Dia pekerja keras,” kata Janet Yeoh kepada wartawan.

“Saya akan meneleponnya supaya kembali (ke Malaysia) dan segera merayakannya. Bulan depan adalah hari ulang tahun saya.”

Janet Yeoh, 84 tahun, memuji aktor tersebut sebagai anak yang cerdas dan pekerja keras serta berbakti.

“Saya sangat mencintai putri saya dan ia telah membuat Malaysia bangga,” kata Janet Yeoh dalam konferensi pers di sebuah bioskop di Kuala Lumpur.

Janet Yeoh mengatakan ia sangat bangga dengan putrinya yang ingin menjadi balerina sebelum terjun ke dunia film. Ia mengatakan ia mendorong putrinya untuk mengeksplorasi bakatnya meskipun ada tentangan dari mendiang suaminya, seorang pengacara yang ia gambarkan berpikiran kuno.

Keluarga Yeoh dan dua menteri Kabinet termasuk di antara para pendukung yang bergembira atas kemenangan Yeoh selama pesta khusus Academy Awards di Malaysia pada Senin (13/3) pagi waktu setempat.

Dia dan kerabat lainnya serta teman-teman Yeoh berkumpul di siaran langsung perhelatan penghargaan di bioskop Kuala Lumpur. Acara nonton bareng tersebut diwarnai oleh sorak sorai, pelukan, dan air mata kegembiraan saat Yeoh keluar sebagai pemenang.

“Itu adalah momen yang mencengangkan,” kata keponakan Yeoh, Vicki.

“Saya tidak bisa berkata apa-apa, saya menangis. Semuanya terjadi begitu cepat. Kami sangat senang dia menang, bibi kami menang… Kami terus meyakinkah bibi: ‘Bibi akan menang… Bibi akan berdiri di atas panggung bersama pria emas itu,” katanya, mengacu pada patung Oscar.

Kebanggaan Asia

Dalam pidato penerimaannya, Yeoh mendedikasikan penghargaannya untuk ibunya dan berkata “semua ibu di dunia” adalah pahlawan super sejati.

Menteri Olahraga Hannah Yeoh, yang ikut menonton, segera memposting di media sosial: “Pernyataan yang paling menginspirasi kita semua –‘Ibu-ibu, jangan biarkan siapa pun memberi tahu Anda bahwa Anda telah melewati masa jaya Anda’ – Michelle Yeoh.”

Anggota parlemen Sim Tze Sin dan Wee Ka Siong berterima kasih kepada Michelle Yeoh karena telah mendobrak batasan bagi perempuan Asia dan Malaysia. Mereka memujinya karena menjadi ikon ketangguhan dan ketekunan.

Anggota parlemen Sim Tze Sin dan Wee Ka Siong berterima kasih kepada Michelle Yeoh karena telah mendobrak batasan bagi perempuan Asia dan Malaysia. Mereka memujinya karena menjadi ikon ketangguhan dan ketekunan.

Aktris Malaysia berusia 60 tahun itu memenangkan penghargaan atas perannya dalam film fiksi ilmiah “Everything Everywhere All at Once.” Ia berhasil mengalahkan Cate Blanchett yang telah lama difavoritkan memenangkan Oscar ketiganya untuk perannya film “Tar.”

“Everything Everywhere” menceritakan kisah seorang imigran China pemilik binatu yang terlibat pertempuran dengan penjahat super antardimensi — yang kebetulan adalah putrinya sendiri.

Emily Ng, seorang penggemar Yeoh, berkata: “Dia adalah kebanggaan bukan hanya untuk Malaysia, tapi juga kebanggaan Asia.”

Mantan gadis film legendaris James Bond itu lahir dari orang tua keturunan Malaysia-China pada 1962 di Kota Ipoh, 200 kilometer utara Ibu Kota Kuala Lumpur.

Ketika kecil ia menggeluti dunia tarian, lalu pergi ke Inggris untuk mempelajari balet.

Saat berlibur mengunjungi keluarga, sang ibu mendaftarkan Yeoh untuk turut dalam kontes Miss Malaysia secara sepihak.

“Saya setuju untuk (mengikuti kontes tersebut) agar ia bisa diam,” kata Yeoh, yang kemudian memenangkan kontes kecantikan itu, dalam sebuah acara bincang-bincang.

Cedera punggung membuatnya melepaskan karir menarinya, tetapi pada pertengahan 1980-an, dia menggunakan kontrol tubuh yang dia pelajari di balet untuk tampil di film laga bersama tokoh-tokoh seperti Jackie Chan.

Sejumlah film terkenal di mana Yeoh turut berperan adalah “Tomorrow Never Dies” pada 1997 bersama Pierce Brosnan,”Crouching Tiger Hidden Dragon” pada 2000, “Memoirs of a Geisha” pada 2005, dan komedi romantis “Crazy Rich Asians” pada 2018, sebagaimana dilansir dari Reuters.

Yeoh dianugerahi gelar “Tan Sri” oleh raja Malaysia pada 2013, salah satu gelar kehormatan tertinggi negara yang diberikan kepada warga sipil.

Sementara itu di Hong Kong, tempat Yeoh bekerja selama satu dekade sebelum menjadi bintang Hollywood, Sekretaris Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Kevin Yeung memberi selamat kepada Yeoh, menyebutnya sebagai “bintang yang bersinar dengan pencapaian yang mengesankan.”

“Ini adalah bukti kuatnya potensi talenta dan industri film Hong Kong,” katanya. [ah/rs] [ab/uh]