PT Surganya Motor Indonesia (Planet Ban) bersama dengan perusahaan on-demand terkemuka di Asia Tenggara Gojek resmi menjalin kerja sama guna memberikan kemudahan kepada mitra pengemudi Gojek dan Gocar di seluruh …

Sebuah kapal yang dirancang untuk mengumpulkan sampah laut dioperasikan untuk pertama kalinya di lepas pantai Bali, Selasa (21/3), menandai awal misinya untuk memerangi polusi plastik laut.

Mobula 8 mampu membersihkan puing-puing padat, limbah mikro, dan tumpahan minyak, kata Yvan Bourgnon, 52 tahun dari Prancis, pendiri organisasi nonpemerintah The SeaCleaners yang berada di belakang proyek tersebut.

Bourgnon dan timnya telah mengerjakan Mobula 8 sejak 2016, setahun setelah ia kembali dari tur solonya berlayar keliling dunia. Setelah menyaksikan besarnya masalah sampah plastik di lautan dalam turnya itu, ia berjanji untuk mengambil tindakan.

“Saya yakin Mobula 8 di Bali ini akan menjadi contoh terbaik untuk menunjukkan kepada semua negara betapa kita perlu melakukan sesuatu untuk laut,” kata Bourgnon.

Polusi plastik sangat akut di Indonesia, negara kepulauan yang menempati urutan kedua setelah China untuk volume sampah plastiknya yang berakhir di laut.

Pantai-pantai ikonik Bali biasanya dipenuhi sampah selama puncak musim hujan saat angin kencang dan hujan menyapu polusi dari pulau tetangganya, Jawa. [ab/uh]

Pendiri Huawei Technologies mengatakan perusahaan teknologi China itu sudah mengganti lebih dari 13.000 suku cadang dalam produk-produknya yang terkena sanksi dagang oleh Amerika Serikat (AS). 

Kantor berita Reuters melansir pernyataan pendiri Huawei dari transkrip pidato yang diunggah oleh Universitas Shanghai Jiao Tong di China, Jumat (17/3).  Namun, Reuters tidak bisa memverifikasi transkrip pernyataan Ren secara independen.

Menurut transkrip itu, pendiri Huawei Ren Zhengfei mengatakan selama tiga tahun terakhir sudah mengganti 13.000 komponen dengan suku cadang buatan China. Selain itu, Huawei juga sudah mendesain kembali 4.000 papan sirkuit untuk produk-produknya.  

Menurut Ren, produksi papan-papan sirkuit sudah stabil. 

Pernyataan itu membuka peluang bagi upaya Huawei untuk pulih dari pembatasan-pembatasan perdagangan AS. Sejak 2019, Huawei menjadi target kebijakan pengontrolan perdagangan oleh AS. Perusahaan itu merupakan pemasok utama perangkat yang digunakan pada jaringan komunikasi 5G. 

Kontrol dari AS itu sudah memangkas pasokan cip dari perusahaan AS untuk Huawei. Perusahaan itu juga kehilangan akses ke peralatan teknologi AS untuk merancang cipnya sendiri yang kemudian diproduksi oleh mitra Huawei. 

Ren membuat pernyataan itu dalam sebuah acara bincang-bincang dengan para pakar teknologi China pada 24 Februari, menurut universitas itu, yang kemudian mengunggah transkrip ke situs webnya pada Jumat (17/3). Perwakilan Huawei di AS tidak segera merespons permintaan untuk komentar pada Jumat (17/3). 

Ren mengatakan Huawei menginvestasikan $23,8 miliar atau sekitar Rp 36,6 triliun untuk penelitian dan pengembangan (Research & Development/R&D) pada 2022.  

“Seiring dengan meningkatnya profitabilitas, kami akan terus meningkatkan belanja untuk R&D),” kata Ren. [ft/ah]

Material genetik yang dikumpulkan di sebuah pasar di China dekat lokasi munculnya kasus pertama COVID-19 pada manusia menunjukkan DNA anjing rakun yang berbaur dengan coronavirus. Menurut para pakar internasional, temuan itu menguatkan bukti bahwa COVID-19 berasal dari hewan, bukan dari laboratorium.

“Data tersebut tidak memberikan jawaban pasti tentang bagaimana pandemic bermula, tapi setiap bagian data itu penting untuk membawa kita lebih dekat ke jawaban yang dicari,” kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), Jumat (17/3), seperti dilansir oleh Associated Press.

Masih belum jelas bagaimana virus corona bisa muncul. Banyak ilmuwan yang percaya virus itu kemungkinan menular dari hewan ke manusia di pasar hewan-hewan liar di Wuhan, China. Jalur penularan itu juga terjadi pada virus-virus sebelumnya di masa lalu.

Penemuan-penemuan baru itu belum memberi jawaban dan belum ditelaah oleh para pakar lain atau diterbitkan dalam jurnal yang sudah ditelaah sejawat (peer-reviewed).

Tedros mengkritik China karena tidak membagikan informasi genetic itu lebih awal.

“Data ini bisa saja dan seharusnya dibagikan tiga tahun yang lalu,” kata Tedros kepada para wartawan dalam konferensi.

Data Sekuens Genetika Dihapus

Para peneliti mengumpulkan sampel-sampel dari permukaan di pasar makanan laut Huanan di Wuhan pada awal 2020. Kasus COVID-19 pertama pada manusia ditemukan di pasar itu pada akhir 2019.

Tedros mengatakan para ilmuwan baru-baru ini mengunggah sekuens genetika COVID-19 ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (Chinese Center for Disease Control and Prevention/China CDC), basis data umum virus terbesar di dunia.

Data-data itu kemudian dihapus. Namun, seorang ahli biologi Prancis tak sengaja menemukan data itu dan membagikannya ke kelompok ilmuwan di luar China, yang meneliti asal-usul virus corona.

Data menunjukkan bahwa beberapa sampel positif COVID yang dikumpulkan dari sebuah kios yang memperdagangkan hewan-hewan liar, juga mengandung gen anjing rakun. Menurut para ilmuwan, temuan itu mengindikasikan hewan-hewan mungkin sudah terinfeksi virus corona.

“Ada kemungkinan bahwa hewan-hewan yang menyimpan DNA tersebut, juga menyimpan virus itu,” kata Stephen Goldstein, pakar virus dari Universitas Utah yang ikut menganalisa data.

Jenis anjing rakun mendapat julukan itu karena wajahnya yang mirip rakun. Anjing rakun biasanya diternakan untuk diambil bulunya dan dijual dagingnya di pasar-pasar di seluruh China.

Data belum pasti tapi penting

Ray Yip, pakar epidemiologi, mengatakan penemuan-penemuan tersebut tetap penting, meski belum pasti. Yip adalah adalah satu pendiri kantor Pusat Pengendalian Penyakit AS di China.

“Data sampel lingkungan pasar yang dirilis oleh China CDC sejauh ini adalah bukti paling kuat untuk mendukung (teori) virus berasal dari hewan,” kata Yip kepada Associated Press melalui surel. Dia tidak terkait dengan analisis baru.

Ketua teknis COVID-19 WHO, Maria Van Kerkhove, memperingatkan bahwa analisis itu tidak menemukan virus di dalam hewan manapun dan tidak menemukan bukti kuat bahwa hewan-hewan menulari manusia.

“Apa yang ini [analisis] sajikan adalah petunjuk-petunjuk untuk membantu kita memahami apa yang mungkin sudah terjadi,” kata van Kerkhove.

Van Kerkhove menambahkan kelompok internasional itu sudah memberitahu WHO bahwa mereka menemukan DNA dari hewan lain dan juga anjing rakun dalam sampel dari pasar makanan laut.

Kode genetika virus corona sangat mirip dengan virus corona pada kelelawar. Banyak ilmuwan menduga COVID-19 menular ke manusia langsung dari kelelawar atau melalui hewan perantara seperti trenggiling, musang, atau anjing rakun

Goldstein dan rekan-rekannya mengatakan analisis mereka adalah indikasi solid pertama bahwa kemungkinan ada hewan liar yang terinfeksi virus corona. Namun bisa juga manusia yang membawa virus corona ke pasar dan menulari anjing rakun atau menulari manusia lainnya dengan meninggalkan jejak virus dekat hewan-hewan itu.

Setelah para ilmuwan itu menghubungi China CDC, kata mereka, sekuens genetika itu dihapus dari basis data global virus.

Gang Fu, mantan kepala China CDC, tidak segera merespons permintaan komentar dari Associated Press yang dikirim via email. Namun dia mengatakan kepada majalah Science bahwa sekuens genetika virus pada anjing rakun itu bukan sesuatu hal yang baru.

“Sudah diketahui ada perdagangan hewan liar ilegal dan karena itu pasar langsung ditutup,’ ujarnya. [ft/ah]